Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 24.11.18 / Ust. Nuzul Dzikri / Yang Kaya Yang Berwibawa

Kajian Nurul Iman
24.11.18
Ust. Nuzul Dzikri
Yang Kaya Yang Berwibawa
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)


Abul Aswad Ad Duali (teman dekat Ali bin Abi Thalib yg paling tajam ilmu dan pandangannya, pembangun pondasi ilmu nahwu (grammar nya Bahasa Arab). Orang Arab bahasanya sudah tidak baku lagi setelah berinteraksi dengan orang non Arab. Dulu tuh kitab jaman dulu huruf ba, ta, dan nun sama bentuknya ga pake titik, tp mereka paham. Menunjukkan kedalaman dan ketajaman ilmu mereka. Lah kita aja Qur'an jaman sekarang udah pake titik, ada harakat, tiap hukum tajwid warnanya beda, kok baca Qur'an masih ajaa males2an, masih penuh perjuangan...

Kata beliau, Banyak orang sekarang ga punya adab terhadap para ulama terdahulu. Mudah mengkritisi, mudah menyalahkan. Semoga Allah merahmati orang yang tahu diri, tahu posisinya dimana.

Tidak ada satupun yang lebih mulia daripada ilmu. Ilmu yang paling mulia: ilmu syar'i. Urgensi kita baca kitab klasik adalah agar kita langsung dengar dari lisan mereka, belajar dari yang terbaik: para sahabat, tabiin, tabiuttabiin.

Ilmu itu jika anda berikan semuanya, maka anda akan mendapatkan sebagian darinya. Butuh kerja keras. 

Para raja memutuskan hukum di tengah-tengah manusia, dan para ulama adalah hakimnya para raja, pemutus hukum para raja. Terbukti di masa-masa terbaik Islam, ulama di atas pemimpin. Nggak basa basi dan nggak menjilat, untuk kebaikan khalifah itu sendiri. 
Hasan Al Basri ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, nasihatnya salah satunya adalah "Sesungguhnya dunia adalah tempat yang menakutkan. Sesungguhnya Adam diturunkan dari surga ke dunia sebagai hukuman. Barangsiapa yang memuliakan dunia maka dia akan dihinakan di hadapan Allah." Jangan kalian gadaikan akhirat untuk dunia, sebagaimana Firaun, Abrahah, Qarun dihinakan oleh Allah. 

Ibnu Hubairah (gubernurnya Yazid bin Abdul Malik), diberi nasihat "takutlah kalian kepada Allah ketika berinteraksi dengan Yazid. Bukan takut dengan Yazid. Bisa jadi dalam waktu dekat Allah mengirim malaikat kepadamu, lalu memisahkan kamu dari kasurmu, dan pada saat itu yang bisa menolongmu adalah amal2mu."

Ulama gak kaya, gak punya apa2, tp bisa mempengaruhi kebijakan penguasa, membuat penguasa takut pada Allah.

Ucapan Wahab bin Munabbih, tabiin dr Yaman, mendapat ilmu dr Ibnu Abbas, Abu Hurairah: mukmin itu kalo melihat sesuatu dia melihat untuk ditadabburi. Mukmin itu kalo berinteraksi itu tujuannya untuk belajar. Belajar ayat kauniyah, belajar sunnatullah, belajar kehidupan. Masalahnya orang sekarang bergaul tp malah jd negatif. Bukan eksistensi, diakui.

Keuntungan yang bercabang dr ilmu agama, diantaranya adalah ilmu itu akan memberikan kemuliaan walaupun orang itu awalnya rendah, diremehkan. Dan ilmu menawarkan kedekatan walaupun awalnya kaku, keras (jauh), kekayaan walaupun awalnya miskin, wibawa walaupun orang itu awalnya tidak berwibawa. Allah akan mengangkat derajat orang2 yg beriman dan berilmu di antara kalian.
Karakter ahli ilmu itu macem2, ada yg humble, luwes, tp ada juga yg keras kaku, tp dia tetap dicari. Karakter orang yg ga enak bisa dikesampingkan karena dia punya ilmu.


Siapa tokoh yg paling dihormati di daerah ini? Yang paling dihormati di sini adalah Hasan Al Basri. 
Apakah dia keturunan budak? (Anak budak dipandang paling rendah di kacamata sosial sana)
Kok bisa dia dipandang di sana?
Karena kebutuhan warga Basrah kepada ilmunya Hasan Al Basri. Dan di waktu yg sama Hasan Al Basri tidak butuh dunianya mereka.

Ketika meninggal, ulama2 besar yg bernama Abdullah (Ubadalah : Abdullah bin Zubair bin Awwam, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin Ash) setelah era mereka, yg menguasai ilmu fiqh adalah keturunan budak kecuali di kota Madinah. Allah ga akan mengubah kita kalo kita sendiri gak berubah. Minta pertolongan sm Allah. Rubah rutinitas, yg istiqomah.

Coba liat deh sekarang siapa yang jelek2in Imam Nawawi, Imam Syafi'i, masih dihormati sampe sekarang. Itu wibawa ilmu. Coba kalo di Burj Khalifa, pesen presidential suite, nginep 3 hari disana dihormatin, tp hari ke 4 masih nginep disana dilempar keluar... Kaya itu tentang rasa, bukan tentang angka... Kekayaan itu bukan tentang aset atau harta, tp kekayaan dalam hati, dalam rasa. Kalo ga qona'ah juga ga tenang. Kudu punya izzah, izzah itu didapat dari iman, dan iman didapat dari ilmu.
Imam Syaukani, penuntut ilmu harus belajar dgn cara yg Allah inginkan, bukan dengan cara yg mereka inginkan

Barangsiapa yg akhirat menjadi ambisinya, maka Allah akan kuatkan urusannya dan Allah akan beri kekayaan di dalam hatinya. Kaya itu karena ikhlas, ridha, qona'ah di dlm hati.


Tanya Jawab:

-Konsep hidup. Dalam hidup, ketika mendapat ujian dr Allah maka kita seringkali harus mengamalkan tugas yg lebih. Misal kita harus sabar, ridha thd takdir, memiliki kasih sayang terhadap makhluk dan mengekspresikan kasih sayang tersebut. Sayangilah yg ada di bumi niscaya engkau akan disayangi Yang Di Atas Langit. Tugas ini harus dimainkan. Salah satu ekspresi kasih sayang adalah menangis. Gakpapa. Rasulullah pun menangisi putranya Ibrahim yg meninggal, hatinya sedih. Kalo ketegaran dikaitkan dengan tidak menangis, itu salah. Kalo anda tegar dengan ga nangis, anda lebih tegar dari Rasulullah?? Nangis itu nikmat. Kita disuruh melakukan tugas lebih kalo lagi diuji sama Allah, di satu sisi harus sabar, sisi lain harus ridha dgn ketetapan Allah, di satu sisi harus tetap mengekspresikan cinta dan kasih sayang, dan tetep boleh nangis kok....

-Harus jd anak2 akhirat, kematian orang yg kita sayang menunjukkan bahwa dunia ini fana. Az Zumar 30. Parameter keshalihan salah satunya adalah sebanyak apa dan sesering apa kota mendoakan orang tua kita. An Najm 39. Anak adalah hasil usaha orang tua.

-Ketidaktahuan kita thd sesuatu tidak menunjukkan sesuatu itu nggak ada. Dan kecenderungan manusia adalah menggeneralisasi sesuatu, salah satu kesalahan terbesar umat akhir ini. Al Fajr 15. Al Mulk 2. Semuanya itu ujian. Dunia itu daya magisnya luat biasa, nafsu kita bermain, syaithan bermain, selama yg dikasih Allah itu duniawi, maka semua itu ujian buat menyerang keimanan kita. Kaidahnya adalah surah Al Baqarah 186: Allah itu dekat, kalo kita doa pasti dikabulkan, tapiii sambut seruan Allah, kuatin keimanan kita, biar tetap dapat petunjuk. Dikabulkannya doa tergantung sejauh mana anda menyambut seruan Allah. Allah kabulkan doa kita dengan 3 cara, Allah segerakan di dunia, Allah simpan nanti di akhirat, dipalingkan dari musibah yg senilai.

-Al Hijr 97-99 kalo kita dihinadina dicacimaki orang. Lanjutkan hidup kita, karena ridha manusia iu cita2 yg ga mungkin tercapai. Banyakin bertasbih dan bertahmid kepada Allah, banyakin shalat, dan tetap memyembah Allah sampai yakin ajal menjemput. 
Rasulullah itu kalo nanggepin cacian dan makian nggak ada habisnya, kapan dakwahnya
Sabda Nabi, "Setiap hati yg mengingkari / menolak fitnah, maka akan ditorehkan titik putih di hati tersebut. Dan sebaliknya, setiap hati yg beriman dan menerima fitnah, akan ditorehkan titik hitam di hati tsb" Simple, jangan dimasukin ke hati. Cara masuk ke hati itu dari mata atau telinga. Apalagi ditadabburi. Makin masuk ke hati itu fitnah.... Harusnya mah yg ditadabburi tuh Al Qur'an, ini mah yg ditadabburi fitnah, astaghfirullah....





No comments:

Post a Comment