Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 06.10.18 / Ust. Nuzul Dzikri / Inilah Perpisahan di antara Kita

Kajian Nurul Iman
06.10.18
Ust. Nuzul Dzikri
Inilah Perpisahan di antara Kita
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)


Hari ini kita sangat membutuhkan teladan dalam sebuah proses belajar. Tujuan kita bukan hanya cari ilmu sebagai sebuah konten, tapi ilmu yg bermanfaat, yg berkah. Parameter ilmu yg bermanfaat adalah kontennya aman, ayatnya jelas, haditsnya shahih, maka tolok ukurnya adalah proses, sarana untuk mendapatkan kontennya. Ali Imran 79.

Yang terbaik bukan analisa kita, asumsi kita, perhitungan dan cara memandang kita, tp apa yg Allah pilihkan untuk kita. 

Al Imam Arrazi: ada 12 adab dari Al Kahfi 66. Salah satunya adalah yg belajar mengikuti yg mengajar, ga hanya jadwalnya, tp juga seluruh aktivitas yg mengajar. Karena ilmu dan adab itu tidak bisa dipisahkan. Muawiyah bin Qurrah dlm Hilyatul Aulia, 1) Jangan sering nongkrong dengan orang bodoh, dengan akhlak yg dipunya, dengan adab yg dipunya, nanti bisa downgrade. 2) Jangan duduk dengan ulama dengan kebodohan anda, harus hati2 dan punya adab. Berhadapan dengan orang besar itu penting tp kita harus punya bekal.

Ar Rusyda, petunjuk. Kita butuh ilmu tuh banyak, yg prioritas adalah yg jd guidance kita dlm hidup.

Kalo untuk hal yg sederhana aja kita nggak mau ngalah, bener ga mau menempatkan ilmu Allah di atas segalanya? Prioritas... Allah dan Rasulullah jadi prioritas kita nggak.
Nabi Musa aja yg sibuk, belajar ke Nabi Khidir semua aktivitasnya diliburkan. 
Core valuenya adalah prioritas. Proses yg memfilter mana yg ori mana yg kw. Kalo parameternya nilai, ga kelihatan mana yg kualitasnya bagus apa bukan.

Al Kahfi 67
Jawaban Nabi Khidir: anda nggak bisa sabar dengan saya....
Ilmu dan sabar ga bisa dipisahkan. Orang kena bencana alam bisa sabar, karena ilmunya ada, Allah kalo sayang sm hambanya, akan dikasih ujian. 

Al Kahfi 68
Nabi Khidir bukan lebih tinggi dr Nabi Musa secara komparatif semua sisi, tp lebih alim dlm beberapa sisi sj. 

Al Kahfi 69
Mental penuntut ilmu, tetap maju, "insya Allah" akan sabar dan tidak menyelisihi. Harus mulai dr majelis, harus mulai dr ngaji, lalu diadopsi pd bidang2 lain, kaena ilmu adalah karakter yg tidak bisa dipisahkan. Salah satu mental penuntut ilmu adalah pantang mundur, nggak baperan, maju terus.... Kalo ga bermental baja, maka akan tergilas. Bersungguh-sungguhlah thd apa yg diinginkan, minta pertolongan sama Allah. Kalo bicara ttg ilmu Allah, sabda Rasul, masih bicara ttg harga diri? Yg butuh kejar.... 
Dan tidak akan menyelisihi. Kecuali ada bukti nyata gurunya menyalahi Al Qur'an dan sunnah. Jangan punya mental suka mengoreksi ahli ilmu.

Al Kahfi 70
Hubungan antara guru dan murid harus dibangun atas loyalitas, kepercayaan, bukan saling bantah. Wala a'si laka amra. Dan sebagaimana ciri khas orang2 baik lainnya, Nabi Khidir pun akhirnya menerima permintaan Nabi Musa, dgn syarat jangan tanya apapun, sampe nanti Nabi Khidir ceritakan sendiri. Man jadda wajada. Barangsiapa berusaha maka akan medapatkan jalan. 
Ilmu apabila digabungkan dengan rahman itu akan luar biasa. Semua tindak tanduk Nabi Khidir berdasarkan pd ilmu dan kasih sayang.
Ahlussunnah adalah orang yg paling tau kebenaran (ilmunya paling kuat) dan paling sayang dgn makhluk, bukan sesama manusia doang ya. 

Al Kahfi 71
Mereka berjalan di suatu pantai, mereka berdua menemukan kapal dan berbicara dgn awak kapal, lalu dipersilakan naik kapal dengan gratis. Ada seekor burung yg hinggap dan mematuki laut. Kata Nabi Khidir, tidaklah ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah seperti air yg didapatkan burung tadi dibandingkan air di lautan luas. Al Isra 45 
Gitu deh kalo jalan ama ahli ilmi, lihat burung minum aja ada hikmahnya, imannya bertambah.

Al Kahfi 72
Tiba2 Nabi Musa melihat Nabi Khidir merusak kapal, melubangi kapal ini. Nabi Musa bilang ke Nabi Khidir, "perbuatan kamu ini bisa menyebabkan kapal ini tenggelam", bukan "kamu mau menenggelamkan kapal ini?" Nabi Khidir jawab, bukannya klarifikasi tp balik ke perjanjian awal, bahwa Nabi Musa kudu sabar

Al Kahfi 73
Nabi Musa minta maaf dan minta jangan dihukum karena khilaf. Mabi Musa gentle, bukan minta justifikasi. 

Al Kahfi 74
Mereka berjalan lagi dan bertemu anak2 yg sedang bermain, kemudian Nabi Khidir menemui anak yg paling good looking dan membunuhnya. Nabi Musa spontan komentar lagi, engkau telah membunuh jiwa yg tak bersalah, engkau telah berbuat mungkar

Al Kahfi 75
Nabi Khidir dgn kata laka, kamu, kan udah kubilang sama kamu, kamu nggak bisa sabar.
Orang berilmu patokannya dalil, SOP, MOU. Nggak terpancing dengan Nabi Musa. 

Al Kahfi 76
Nabi Musa ga enakan, salah lagi... Di case ini Nabi Musa udah nggak bisa nahan lagi, bukan lupa, udah terlalu di luar batas ilmunya. Saking malu dan ga enaknya Nabi Musa, beliau mengatakan kalo sekali lagi Nabi Musa bertanya atau berkomentar, Nabi Musa memperbolehkan Nabi Khidir untuk tidak memperbolehkan Nabi Musa menyertainya. Saking banyak kesempatan dan udzur yg diberikan pada Nabi Musa.

Al Kahfi 77
Mereka berjalan lagi pada suatu kaum. Hak tamu adalah dijamu. Tp mereka dicuekin. Nabi Khidir melihat bangunan yg sudah akan rubuh dan memperbaikinya. Nabi Musa ga tahan dan komentar lagi, agar meminta imbalan atas perbuatan Nabi Khidir memperbaiki bangunan itu. 

Al Kahfi 78
Kata Nabi Khidir inilah perpisahan di antata kita.
Kalo Nabi Musa tetap stay dengan Nabi Khidir, mungkin akan melihat lebih banyak keajaiban. Dlm kehidupan kita suka membatasi diri sendiri, padahal ga akan dapat ilmu orang yg minder atau sombong. Bukan kita bilang nabi Musa minder dan sombong. Tp seringkali kita buat salah lagi salah lagi, lalu yaudah deh aku terima kamu ga bisa bertahan lagi. Kita di bawah tekanan, malu, tengsin lalu nyerah.

Rasulullah nggak pernah mengusir sahabat karena lemah iman. Tugas kita membina dan mendidik. Kasih kesempatan kasih kesempatan. Nggak sama madrasah dan mahkamah. Salah coba lagi, bukan salah mundur. Jangan menutup pintu yg udah dibuka sama Allah. 

Baru setelah itu Nabi Khidir menjelaskan alasan perbuatan2nya. Kapal tsb akan dirampok kalo kondisinya bagus. Anak tsb akan menyeret kedua ortunya ke neraka karena fitnah kesempurnaan rupanya. Allah ingin menjaga harta di bawah rumah anak tsb. Jagalah Allah maka Allah akan jaga. Investasi ketaqwaan. 

Apakah menunda shalat ketika sekolah termasuk udzur? Gakpapa asal masuk zona awal waktu.

Apakah musibah yg menimpa kita secara langsung termasuk tanda sayang? Imam Ibnul Qayyim musibah sakit bencana bisa berperan ganda, untuk uji iman kita dan menegur kesalahan kita. Dlm diri seorang muslim berkumpul cabang/unsur keimanan dan kemaksiatan. Orang baik bukan yg steril dr kemaksiatan, tp keimanannya lebih banyak dr kemaksiatannya.

Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Jangan paranoid, tenang, nyaman... Jangan hanya mengandalkan medis, terapi air zamzam, ruqyah diri sendiri. Terapi yg sering dilupakan: umrah dan haji, minta ke Allah, perbanyak doa, banyakin minum zamzam. Nggak ada yg susah bagi Allah.

Hidup tu tentang pengkondisian. Masjid tu rumah Allah. Miniatur kehidupan. Makin anak besar dan ga dikondisikan, makin aulit diubah. Kalo kita ga bisa kondisikan keluarga kota manis di rumah Allah maka kita ga bisa kondisikan di luar, kalo ga bisa kondisikan habis maghrib sampe jam 9, 3 jam doang dengan tenang, maka ga mungkin kita di waktu lain. Kondisikan ada waktunya kamu bisa seneng2 lari2 dan dibiarin mama papa, ada waktunya kamu harus duduk tenang dan anteng.

Ingetin ortu tiap momen. Nggak tiap hari nggak cuma sekali juga. Pelan, dgn kasih sayang. Dakwah dengan harta juga penting. Apa yg ortu minta kasih. Sejak ngaji anak jd royal ke ortu. 

Guru diusahakan seminimal mungkin punya sifat buruk. Kenapa perumpamaannya guru kencing berdiri murid kencing berlari. Kenapa kencing? Karena murid jauh lebih mudah meniru perilaku buruk dr guru drpd perilaku baik dr guru. 

Ada 3 hal yg seriusnya dianggap serius dan nggak seriusnya dianggap serius juga: akad nikah, talak dan rujuk

No comments:

Post a Comment