Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 16.03.19 / Ust. Nuzul Dzikri / Yang Dipuji dan Disanjung

Kajian Nurul Iman
16.03.19
Ust. Nuzul Dzikri
Yang Dipuji dan Disanjung
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)



Merasa bodoh ketika belajar itu penting, merupakan sebuah ketaatan kepada Al Aliim...

Ulama adalah satu dr tiga pihak yg diberikan izin dan diberikan hak untuk membicarakan agama Allah, dan dimintakaan ampunan oleh ikan2 dan penduduk langit dan bumi. Dan kemampuan itu tidak diberikan pada orang2 yg pintar agama, tp kepada ulama yg berusaha mengamalkan ilmunya, yg berusaha mengisi kehidupannya dengan kebaikan demi kebaikan. Ini menunjukkan bahwa ilmu kalo kita pelajari tp nggak diamalkan, kita tidak akan mendapatkan keutamaan2 ilmu.

- Imam Syatibi :
Ilmu menjadi ibadah ketika niatnya untuk diamalkan. Kita akan selamat di hari kiamat ketika kita berhasil menjawab pertanyaan Allah di hadits Tirmidzi "Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya."

Pertanyaannya ga cuma satu, tp dua : apa yg telah ia amalkan dari ilmu yg dimilikinya. Intinya bukan banyak2an ikut kajian, tp ilmu dan amal berjalan paralel.

Salah seorang dr kita kalo udah hafal Al Baqarah dan Ali Imran, maka standarnya tinggi. Maksudnyaaa bukan cuma hafal tp juga sudah memahami tafsir Al Baqarah dan Ali Imran dan mengamalkan hukum2 yg di dalamnya juga.

Kalo ada orang ikut kajian 5x sehari, mungkin otaknya jago, tp hatinya kuat ga mengamalkan apa yg ia dapatkan, bagaimana ia mengejawantahkan ilmu yg dia dapat dlm kehidupan sehari-hari.

Contohnya simple : hadits tentang shalat rawatib 12 rakaat (hadits riwayat ummu habibah)
“Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“
Ummu Habibah mengatakan aku tidak pernah meninggalkan 12 rakaat ini semenjak aku mendengar hadits ini dari Rasulullah. Diamalkan terus without missing any days. Demikian pula shahabat2 yg mendengar ilmu (hadits) ini setelah Ummu Habibah (perawi2 hadits mengenai shalat rawatib ini). Ini yg membuat mereka menjadi generasi terbaik, mendapatkan ilmu, lalu segera mengamalkannya. Begitulah semangat generasi terbaik menuntut ilmu, bukan hanya mendapatkan ilmu tp juga mengamalkannya.

- Sahl Ibnu Abdillah :
lmu itu semuanya dunia, yg menjadi akhirat hanya yg kita amalkan. Sesuai dengan perkataan Imam Syatibi : ilmu itu menjadi ibadah ketika diamalkan. Tanya lagi ke diri kita, evaluasi diri kita, semua amalan kita ini untuk dunia atau akhirat kita? Kita yg paling tau diri kita sendiri. Ilmu dan amal bagaikan dua sisi mata uang. Pembuktiannua di amalan. Benarkah kita betaubat, berhijrah. Evaluasi amal kita : bener ga untuk akhirat, atau untuk dunia tp packagingnya akhirat.

- Imam Syafi'i :
Sesungguhnya barangsiapa yg mendapatkan ilmu ttg hukum Allah baik secara nash (tidak ada peluang untuk multitafsir) atau yg diketahui setelah proses pendalilan lalu Allah kasih taufik kepada dia untuk menypaukan dan mengamalkan maka itulah yg menang dengan segala keutamaan2 ilmu bagi agama dan dunianya.

Kalo dateng kajian tp ga diamalin maka nggak ada kesempatan. Ada ga azzam untuk mengamalkan yg didapatkan saat kita dateng kajian?

Kita tidak akan mendapatkan hikmah dan menjadi orang baik, menjadi semakin taat, tanpa mengamalkan ilmu. Kalo ingin semakin lama belajar, semakin taat dan tawadhu, serta berubah ke arah yg lebih baik : amalkan ilmu yg didapatkan. Hanya dengan mengamalkan ilmu yg didapatkan maka kita mendapatkan hikmah.

- Adz Dzahabi :
Barangsiapa menuntut ilmu untuk diamalkan maka ilmunya tsb akan menghancurkan keangkuhannya. Shg dia merasa kerdil kecil di hadapan Allah. Dia akan merasa nggak punya daya dan kekuatan kecuali kembali kepada Allah. Lalu dia sibuk mengurusi dosa2nya, menangisi dosa2nya.
Dan barangsiapa menuntut ilmu untuk sebuah kursi di majelis (sebatas jd ulama shg namanya harum, diakui sbg mufti, show off kecerdasannya, berbangga2, dipuji orang) dia akan melakukan sebuah kedunguan, perbuatan bodoh, dan hidupnya tidak stabil, tidak balance. Dan dia akan hancur dgn sifat ujubnya. Jd kalo orang ngajinya nggak diamalin, dia akan melakukan hal yg bodoh dan dungu.

- Hasan Al Basri :
Tujuan dan ambisi ulama ketika belajar adalah untuk menjaga ilmu Allah dengan cara diamalkan, biar ilmu itu tetap eksis di kehidupan nyata. Tp ambisinya orang2 bodoh sebatas menyampaikan riwayat. Sharing. Copy pasting. Yg penting kirim. Tp diamalkan mah enggak.

- Al Imam Abdullah bin Mu'tazz :
Ilmunya orang munafik di lisannya, dan ilmunya orang2 beriman di pengamalannya, penerapannya, aplikasinya, implementasinya.


Pertanyaan

1) Semua yg terjadi itu takdir. Termasuk menjadi istri kedua. Bagaimana adab menerima pinangan poligami?

- Bagi akhwat, perhatikan benar siapa yg maju. Pastikan yg maju mengerti fiqh poligami, bukan hanya siap berlaku adil, tp juga manajemen konflik dll. Dan benar2 punya karakter sebagai pemimpin sejati.

2) Dilarang orang tua mengaji.
- Kita kudu baik2in orang tua, doain orang tua. Hati itu sangaat mudah terbolak-balik.

3) Terkena bipolar, tp cenderung fase depresi drpd mania, terpikir ingin bunuh diri. Bolehkah diruqyah?

- Kuncinya kembali ke Ar Ra'd 28 "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram". Dzikir pd Allah bukan cuma di lisan tp selalu mengingat Allah di setiap keadaan. Minta diruqyah bukan solusi terbaik. Karena kalo kita minta diruqyah itu nggak dapet fast track masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.
Benahi diri sendiri, mendekat pd Allah. Pastikan ketergantungan kita ke Allah. Minta bimbingan profesional dan bantuan orang2 terdekat

4) Sakit, bolehkah minta didoakan oleh ustadz?
Salman Al Farisi pernah dimintai doa, lalu dia menjawab bahwa dia bukan Nabi yg doanya selalu diijabah. Tapi jika mendoakan orang lain, kita akan mendapat pahala juga, kita pun juga menyenangkan hati orang yg minta didoakan.

Nabi SAW mengajak kita berpikir out of the box, ketika beliau menjenguk seorang wanita yg sakit bernama Umul Allak. Bergembiralah Umul Allak, sakitnya seorang Muslim seperti api yg membakar kerak pada besi. Yg harus kita tangisi adalah kalo kita melakukan maksiat tp merasa aman, yg harus kita sesali adalah kalo kita banyak dosa. Jangan sampai situasi hati kita hanya down, ciut, karena sakit. Hidup itu seni melihat sesuatu. Untuk melihat kita butuh ilmu. Apalagi ketika mata hati kita sakit puluhan tahun. Banyak orang sehat yg lebih perlu dikasihani karena mereka nggak shalat, melakukan kesyirikan, dsb.

5) Bagaimana menyikapi teror di New Zealand?

An Naml 69-70
“Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka, dan janganlah (dadamu) merasa sempit terhadap upaya tipu daya mereka.”

An Nisa 83
Masalah2 besar harus dikembalikan ke ulama2 senior.

An Nisa 93
“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam. Ia kekal di dalamnya, Allah murka kepadanya, mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya.”

Tidak ada ancaman yg lebih banyak pada suatu ayat kecuali membunuh muslim di surat An Nisa : dimasukkan ke neraka Jahannam, kekal selamanya, dan Allah murka, Allah kutuk dia dan hidupnya penuh laknat dr Allah, dan Allah persiapkan untuk dia azab yg sangat parah dan berat. Padahal azab paling ringan adalah dipakaikan terompah dr neraka dan otak kita mendidih.
Jelas para teroris itu tidak mendapatkan apa yg mereka ingin dapatkan. Para korban meninggal di waktu dan tempat terbaik : hari Jumat, bada shalat, dan di masjid. Semoga Allah ampuni.

Marah karena Allah jelas, tp tetap harus terkontrol.

No comments:

Post a Comment