Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 22.09.18 / Ust. Nuzul Dzikri / Nabi Musa dan Nabi Khidir

Kajian Nurul Iman
22.09.18
Ust. Nuzul Dzikri
Nabi Musa dan Nabi Khidir
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)


At Taubah 36
Ibadah di bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) akan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana maksiat akan dilipatgandakan dosanya. Puasa yg terbaik setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.

Rihlah dalam menuntut ilmu, salah satu yg iconic adalah contoh Nabi Musa dan Nabi Khidir

Pada suatu hari Nabi Musa khutbah di depan Bani Israil dengan sangat menyentuh. Ada yg tanya siapa manusia yg paling alim, Nabi Musa spontan menjawab dirinyalah yg paling alim. Nabi Musa lalu ditegur oleh Allah, bahwa ada yg lebih alim lagi dari Nabi Musa. Nabi Musa bukannya sombong saat mengucapkan kata itu, tp dia menjawab bukan dikembalikan lagi kepada Allah. Kalimat itu tidak cocok diucapkan oleh seorang yg berilmu. 

Di dunia ilmu ada adab yg harus kita perhatikan. Bidang ilmu adalah bidang yg prestisius, memiliki standar tinggi, termasuk cara berbicara. Kita kudu jaga marwah, meskipun yg diucapkan adalah fakta. Di dunia ilmu, kita diajarkan untuk memikirkan hal2 detail dan kecil. Bicara, memilih kata, artikulasi bahasa pun tidak boleh sembarangan. Rasul pun bersabda barangsiapa yg beriman pd Allah dan hari akhir maka berbicaralah yang baik atau diam. Seharusnya pd saat itu Nabi Musa mengatakan "Allahu A'lam".

Allah berfirman, bahwa ada orang yg lebih berilmu daripada Nabi Musa. Tidak ada kesombongan dan keangkuhan padanya, Nabi Musa kemudian bertanya pada Allah "bagaimana aku bisa sampai pada sosok tersebut?" See. Tidak ada kesombongan, Nabi Musa  yg minta ke Allah gimana caranya agar dia dpt berguru. Allah cuma bilang kalo ada yg  lebih alim aja, ga nyuruh berguru. This. Mental penuntut ilmu, kalo ga tau kmdn cari tau. Orang2 besar menjadi seperti itu karena perjalanan yg mereka lalui, segala proses yg mereka jalani, masalah2 yg mereka hadapi.

Nabi Musa disuruh pergi membawa ikan dalam keranjang, nanti dimana Nabi Musa kehilangan ikan itu, maka di wilayah itulah Nabi Musa akan menemukan hamba tsb. Secara logika aneh, tp kan itu perintah dr Rabbul Alamin, jd sami'na wa atha'na aja. Ga semua perintah bisa dipikir pake akal, karena akal kita terbatas, taat tanpa nanti tanpa tapi. Kalo udah bicara akal, ranah objektivitas pindah ke subjektivitas. 

Nabi Musa tp nggak ngeyel dan nggak banyak nanya, padahal beliau salah satu Rasul terbaik. Beliau menempatkan ketaatan dan keyakinan kepada Allah di atas segalanya. "Rabbku akan bersama denganku dan akan memberikan petunjuk". Sebagaimana keyakinan Hajar ketika ditinggalkan di gurun: "apakah ini perintah Allah wahai suamiku? Kalau begitu Allah nggak akan sia2kan kita" katanya. Hijrah pasti akan diuji oleh Allah, hijrah pasti akan mendapat tantangan dari Allah.

Nabi Musa kemudian berangkat bersama asistennya Yusyak bin Nun dan membawa ikan dalam keranjang. Keberangkatan mereka diabadikan oleh Allah dalam QS Al Kahfi 60. "Dan ingatlah ketika Musa berkata pada muridnya, aku tidak akan berhenti berjalan sampai bertemu dengan titik pertemuan dua lautan atau aku akan terus berjalan sampai bertahun-tahun lamanya." Orang2 shalih dan istiqomah memiliki mental pantang mundur, pejuang, tidak putar balik ke dunia yg udah kita tinggalkan karena Allah. Ketika kita hijrah, kita gagal tapi kita bangkit lagi maju lagi. So, pas baca Al Kahfi di hari Jumat juga ditadabburin, biar mentalnya kuat. Salah biasa, salah itu biasa, yg paling baik di mata Allah itu yg bertaubat. 

Orang-orang besar itu berani keluar dr zona aman, dan mereka punya bekal, dan sebaik2 bekal adalah taqwa pada Allah. Minta pertolongan pd Allah. Istianah, shalat dan doa dikuatin. Para Nabi kalo ada masalah shalat 2 rakaat, dan tetap jalan terus. Ilmu bukan wawasan, tp karakter faquhu. Mentalnya kudu kuat. Mental kuat ketemu dengan iman dan ilmu dan ketaqwaan. Barangsiapa bertaqwa pd Allah akan dapat jalan keluar yg tidak disangka2 dan dapat rizqi dr jalan tak terduga. 

Kita lebih banyak urusin urusan Allah. Kapan dateng jalan keluar, tugas kita padahal hanya taqwa. Al Anbiya 23, Allah ga ditanyain apa yg Allah perbuat, tp kita yg ditanya. Urus urusan kita, urusan kita adalah bertaqwa, berjuang. Bismillah jalanin. 

Dan dari sisi Yusya bin Nun, kita mendapat pelajaran pentingnya bersama dengan orang shalih, yg punya ilmu kuat, ketaqwaan kuat. Akan mendapat ilmu itu real ada adalam kehidupan nyata, mendapat ibroh. Yusya bin Nun kemudian menjadi Nabi. Jadilah yg terbaik, kalo ga bisa jd yg terbaik, bekerjalah dengan yg terbaik. Karena ilmu itu didatangi.

Murid Syaikh Al Albani datang setiap pagi meski rumahnya jauh, beliau nunggu ngemper di depan rumah beliau sampe Syaikh Al Albani keluar, lalu menemani beliau dan bertanya ilmu pd beliau tanpa mengganggu aktivitas beliau. 

Kita hidup di era instan, ga perlu kerja keras, fasilitas sangat memanjakan. Ngaruh banget dgn mental kita. Kita ga sampe ke titik maksimal kita karena dimanja. Kalo kita mau hijrah dan istiqomah, kita kudu merapat ke orang yg lebih shalih, lebih kuat keimanannya, lebih tinggi ilmunya dr kita. Semakin gampang semakin jatuh valuenya, semakin susah semakin naik valuenya. 

Ali Imran 101: Garansi dr Allah: Bagaimana Anda bisa kufur, sedangkan 1) setiap saat ayat2 Allah itu dibacakan kepada kalian. Itu yg bikin hijrah kita bertahan. Dan 2) Rasulullah di tengah-tengah kalian. Harus ada influencer maksudnya. 

Nabi Musa dan Yusya bin Nun berjalan dan pada suatu tempat mereka tertidur. Dan saat mereka tertidur ada hal ajaib yg terjadi. 

Lanjuuuut minggu depan ceritanyaaaa OMG....

QnA

Apakah jika adab ilmu diterapkan dalam urusan duniawi juga akan mendapat keberkahan dr Allah SWT?
Iya. Para ulama berkata barangsiapa yg ingin bahagia maka harus menjalankan 4 hal: ilmu (keahlian), adab, iffah (kehormatan), dan amanah. Kita belajar bukan cuma semata jd orang pintar. Goalnya adalah faquhu. Ilmu jadi karakter, mental, sajiyyah, tabiat, hal yg ga bisa dipisahkan dr orang. Kehidupannya bukan cuma di majelis ilmu aja, tp dia bawa ke aktivitas sehari-hari. 

Siapapun yg menyampaikan, kalo Allah ga kasih hidayah ke kita, nggak akan bisa berubah. Tips untuk hijrah. Ali Imran 101. Kudu istiqomah dan dekat dengan orang shalih yg mengamalkan sunnah Rasul. Al Anfal 2, orang kalo ga dateng kajian imannya turun. Orang yg beriman ketika disebut nama Allah hatinya tergetar dan kalo dibacakan ayat Allah bertambah keimanannya. Nah pemahaman terbaliknya, kalo ga dibacain ayat Qur'an imannya stuck atau bahkan turun.

Birrul walidain (antar fisioterapi) apa dateng kajian?
Ulama sejati adalah orang yg berhadapan dengan 2 kebaikan bisa menilai ranking yg paling besar pahalanya, atau 2 keburukan mana yg least. Sedekah itu baik dan pelit itu buruk. 100.000 buat adik atau sahabat? Nah orang berilmu bisa nilai mana yg pahalanya paling banyak.


Tanah Suci itu tidak menyucikan orang yg di dalamnya, tp iman dan taqwa orang tsb yg menyucikan. 

Lihat dr frame akhirat. Al Anbiya 35. Kesulitan dan kesenangan adalah fitnah ujian. Kita seringnya lihat yg kasihan itu yg sakit padahal yg sehat kadang lebih patut dikasihani. Salah satu nikmat yg sering dilupakan adalah nikmat aman. 

Pola pikirnya jangan selalu dibenturkan, semuanya dapet, pergi kajian rumah juga rapi. Win win solution. Kalo udah mentok baru pilih yg lebih afdhal.

Kalo.anak anda cerdas, prioritaskan belajar agama, karena manfaatnya jauh lebih besar. Tapi jangan dipaksa. 

Sesuatu tidak boleh kita pindahkan dari suatu hukum ke hukum lain, 

No comments:

Post a Comment