Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 04.08.18 / Ust. Nuzul Dzikri / Inci Demi Inci Bersama Ilmu

Kajian Nurul Iman
04.08.18
Ust. Nuzul Dzikri
Inci Demi Inci Bersama Ilmu
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)


Nabi bersabda, "Barangsiapa yg Allah inginkan kebaikan pd dirinya, maka Allah akan fakihkan kita di dalam agama".

1. Singkat, tp secara gamblang menjelaskan parameter kebaikan: saat Allah fakihkan kita thd agama.
Bukan saat Allah takdirkan kita lahir dr seorang yg kaya, atau dr benih laki2 yg sukses di dunia, atau dr keluarga yg baik reputasinya di tengah masyarakat.
At Taghabun 15, "Sesungguhnya harta kalian dan anak2 kalian adalah fitnah."
Skala prioritas kita adalah fakih terhadap agama

2. Ketika Nabi menjelaskan ttg agama, nabi menjelaskan dengan nakiroh: melahirkan hukum umum, artinya mencakup seluruh kebaikan, baik yg sedikit maupun yg banyak. Kebaikan karir, usaha, rumah tangga, sosial. Rasul nggak menekankan dlm bidang khusus aja, tp keseluruhan. 
Maka sebaliknya, pemahaman terbalik dr hadits ini, orang yg tidak memiliki fikih thd agama, Allah tidak inginkan kebaikan pd dirinya. Kalo dia dikasih harta, nama besar, kekuasaan, maka itu larinya ke istidraj.

Dalam sebuah riwayat, yg lemah tp maknanya shahih, barangsiapa yg tidak belajar dan memiliki fikih dlm agama, Allah tidak peduli kepadanya. Karena dia tidak ada usaha memiliki fikih dalam agama. Semakin dini kita tau parameter kebaikan, semakin mudah kita merancang masa depan. Bangun pola untuk mendapatkan fikih dalam agama, jangan tertipu dengan dunia, jangan terbuat tawaran di luar, ini langsung saran dr Rasul. Dengarkan nasihat dari pihak yg nggak butuh pada anda. Karena kalo butuh dengan anda, jangan2 oportunis, ada udang di balik batu. Pihak yg paling nggak butuh dengan kita adalah Ash Shamad, Allah paling nggak butuh dengan kita...

Para ulama menjelaskan fikih dlm agama:

1.  "Faqiha, yafqohu" (past tense) memahami. 

Barangsiapa yg Allah inginkan kebaikan pd dirinya, maka Allah akan pahamkan kita di dalam agama. Pemahaman adalah nikmat Allah yg paling besar untuk seorang hamba. Pemahaman adalah akar atau rahim dr kebaikan dan keburukan, karena setiap tingkah, setiap sikap kita lahir dr pemahaman. Kalo kita paham ucapan orang lain melecehkan kita, maka kita akan marah; kalo kita pahami orang itu bicara keceplosan, maka kita akan maklum. Beda pemahaman beda respons, beda pemahaman beda sikap. Satu kalimat, satu kejadian, yg membuat yg satu nangis yg satu senyum adalah pemahaman. Misal kanker payudara stadium 4: yg satu nangis karena pemahamannya adalah death sentence, pisah dgn anak, suami, yg satu tetep tenang karena pemahamannya pengguguran sebuah dosa, dikasih kesempatan memperbaiki diri sebelum meninggal. Pemahaman itu mahal banget...

Mayoritas kesesatan sekte2 dlm Islam adalah bagaimana memahami referensi, bukan kesalahan referensi. Mayoritas berdalil dgn hadits Nabi. Khawarij, mutazilah, qodariyah, jabariyah, mayoritas karena perbedaan pemahaman. Pemahaman adalah yg ditawarkan oleh majelis2 ilmu, mengundang rizki yg halal, berkah, rumah tangga yg sakinah mawaddah wa rahmah.
Orang yg berpikir pendek mungkin menganggap majelis ilmu menjemukan, tp majelis ilmu adalah rahim dari kebaikan dan keburukan. Maka barangsiapa yg Allah inginkan kebaikan pd dirinya, maka Allah akan fakihkan kita di dalam agama dgn pemahaman yg benar. Maka sesederhana itu, yg paling memahami Islam adalah Rasul dan para shahabatnya...

2. Makna yg kedua kata para ulama, diambil dr kata "faquha": menjadikan fikih sebagai "sajiyyah".

Sajiyyah itu tabiat seseorang, karakter, pembawaan seseorang. Jika orang yg fakih thd agama tsb jadi kebiasaan pd segala tempat dan setiap waktu.
Sebaik2 kalian di masa jahiliyah adalah sebaik2 kalian saat masuk Islam dgn syarat "faquhu", orang terbaik, orang yg punya reputasi baik di masa jahiliyah (orang yg walau jauh dr Allah blm dpt hidayah untuk berhijrah tp dr sisi lain orangnya baik, akhlaknya mulia, marwahnya dijaga) orang seperti itu kalo masuk ke dalam islam atau berhijrah, maka mereka akan jadi orang terbaik dlm Islam dgn syarat "faquhu".

Ketika fikih menjadi karakter seseorang, pembawaan sehari2 seseorang, dan saat itulah orang itu menjadi orang terbaik. Ketika fikih menjadi karakter yg tidak bisa dipisahkan. Sebagian para syaikh mengatakan apabila seseorang melangkah, bicara, bersikap, atau merespons sesuatu dgn ilmiah, semua karena dalil, patterned, tidak keluar dr yg dicontohkan. Tidak sebatas memahami dalil tp ketika keluar sudah lepas dr koridor. Mereka bercanda tp bercandanya ala ala shahabat. 

Abu Utsman dlm Al Itishom, barangsiapa yg memakmurkan sunnah nabi pd dirinya baik dr ucapan dan perbuatan maka dia kan mengeluarkan hikmah demi hikmah, kalo bicara dia mengatakan hikmah, kalo berbuat dia melakukan hikmah. Tenang, nggak emosian, dia menerapkan sunnah inci demi inci, detik demi detik dlm hidupnya. Dia tetep melakukan kesalahan, tp dia segera memperbaiki kesalahannya. Cara hidupnya sesuai kaidah, bukan dr satu kajian ke kajian lain tp inci demi inci hidupnya isinya ilmu ilmu ilmu. Pemuda yg seperti ini cara berpikirnya matang. Semangat itu anak muda, tp kematangan itu orang tua. Lifestyle yg dia terapkan adalah pola hidup Rasulullah, apa dia jd matang. Fikihnya bener2 ngeresep, bukan cuma di buku catatan, tp jd karakter, bicaranya terstruktur, kalo ada masalah inget setiap masalah karena dosa2 kita, kalo dizalimi maka kudu menunaikan kewajibannya dan meminta haknya pd Allah, dibully maka banyak bertasbih dan bertahmid dan banyak sujud pd Allah, kalo udah bertekad membuat keputusan pake shalat istikharah, memprioritaskan yg lebih tua. Semua bukan hanya hafalan, tp jd karakter. Dan itu semua kinci sukses. 

Orang2 sukses di setiap bidang bukan semata orang yg melakukan keputusan besar, tp adalah orang yg melakukan hal yg benar dan basic, lalu diamalkan sehari2 dan diulang2 sehingga jd pola yg diterapkan di hidupnya. Lalu dia mendapat momen dan berhasil. Ketika ada seorang anak mendapat nilai fisika 100, setelah taufik dr Allah, kuncinya di hari sebelumnya dia belajar belajar baca baca. Al Anfal 84. 
Disiplin dan kontinuitas. Perintah terberat yg Allah perintahkan pd Rasul adalah istiqomah... Hud 13
Amalah yg paling Allah cintai adalah yg kontinyu meskipun sedikit. 

Ibnu Katsir "barangsiapa hidup dengan pola tertentu, maka ia akan diwafatkan dlm pola tersebut." Khusnul khatimah itu mathematically simple, mengucap Laa ilaha illallah. Tapiiii untuk mewujudkan itu kita kudu bagus dlm setiap inci kehidupan, diterapkan kalimat itu tiap detik dlm kehidupan. orang2 sukses menyiapkan momentum terbesar dlm hidup, momentum kematian yg cuma beberapa saat doang, tp persiapannya seumur hidup. Siapa yg ditolong oleh Allah di akhir hidupnya, tekanan itu berat banget, yg mengatakan dlm lisan, melakukan dlm perbuatan, dgn syarat istaqomu, menghargai setiap inci dlm kehidupan. Inci demi inci dlm kehidupan apabila digabungkan maka menentukan akhir hidup kita. Kita dituntut baik luar dalem, baiknya bukan cuma scr profesional. 

Momen ada pada keseharian, pada rutinitas. Rutinitas itu yg merubah seseorang, yg membentuk seseorang, yg menentukan akhir. Orang2 yg beriman pd Allah adalah orang yg mengingat Allah pada saat dia berdiri, ketika dia duduk, dan ketika dia berbaring. 
Jadikan fikih sebagai karakter, tabiat, dan pembawaan kita.

QnA
- Bagaimana seharusnya bersikap pd istri yg susah diajak kajian?
Kalo milih sendiri, yg tanggung jawab. Ini konsekuensi dr sebuah pilihan. Berapa kali ajaknya, gimana cara ngajaknya, lihat ke diri kita udah bener apa belum setelah ikut kajian, sikap kita udah tepat belum sm istri. Pertama banyak doa dulu sm Allah, perbanyak istighfar, taubat, yg kedua perbaiki diri semaksimal mungkin, yg buruk diubah jd baik. Ketiga tetep ajak ke kajian pelan2, keempat tambah uang bulanan istri antum. Kasih hadiah buat istri. Habis kajian makan dulu. 

- Hukum menolong akhwat yg dlm kesulitan?
Pastikan bukan modus. Tolong. Nggak cima akhwat doang kalo ada siapapun dibegal, tolongin. Dan menolong itu kalo nggak darurat juga boleh, asal sesuai dengan rambu.

- Kebenaran itu seperti hatta muslim ug hilang. Dimanapun dia temukan, maka dia paling berhak mendapatkan hal tsb. So, ngga ada masalah untuk mengambil kebenaran meski dari orang kafir. Kebaikan adalah fikih, dan syarat semua kebaikan jd pahala adalah ikhlas niat karena Allah dan sesuai dgn tuntutan Nabi Muhammad. Mungkin semua sesuai tuntunan, tp niatnya periksa lagi, karena Allah.

- Gimana bersikap pd orang yg kita cintai tp mereka menyakiti kita?
Pertama. Kita mencari ridha Allah, atau mencari feedback positif dr orang yg kita baikin. Kalo cari ridha Allah maka nggak peduli disakitin kayak gimana juga... Nabi disakiti orang Quraisy tetep ikhlas berbuat baik. Al Furqan 20. Kami jadikan interaksi dr kalian satu dgn yg lainnya itu ujian. Sabar nggak? Pemahaman lagi ini, pemahamannya jangan ke depan, tp ke atas. Allah Maha Melihat. So, jaga sikap. 
Kedua, Fusshilat balas yg buruk dengan yg baik. Kalo ama musuh aja Allah suruh balas yg baik masa sama orang yg kita cinta nggak gitu juga. 

- At Taghabun 15. Anak dan harta adalah fitnah. Fitnah itu ujian, positif kalo kita didik, kita tunaikan haknya. Negatif kalo ga kita didik, ga kita tunaikan haknya. Hak anak dididik, ditegur, dinasehati. 




No comments:

Post a Comment