Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 07.07.18 / Ust. Nuzul Dzikri / Untuk Apa Engkau Belajar?

Kajian Nurul Iman
07.07.18
Ust. Nuzul Dzikri
Untuk Apa Engkau Belajar?
Kajian Kitab Tadzkiratu as-Sami' wa al-Mutakallim fi Adabi al-'Alim wa al-Muta'allim (Ibnu Jamaah)

Al Anfal 2, orang2 yg beriman bila dibacakan firman Allah maka bertambah keimanannya.
Kajian minggu ini dan minggu depan:
- Tujuannya apa sih kita menuntut ilmu agama?
- Adab2 menuntut ilmu agama agar ilmu kita berkah, bermanfaat dan mengantarkan ke surga.

Bukan hanya ilmu yg harus kita cari, tp keberkahan ilmu yg harus kita raih. Karena ga semua ilmu itu berkah dan memberikan manfaat.

Untuk apa kita belajar? Apa sih tujuannya? 

Belajar dari Al Imam Syufyan Atstsauri. Kata seorang syaikh, Sufyan Atstsauri pada zamannya ibarat Abu Bakar dan Umar di zamannya.

Di kitab Hilyatul Aulia, sesungguhnya ilmu itu dipelajari, dituntut, dibahas, semata2 untuk bertaqwa pada Allah. Para salaf dulu belajar ilmu untuk diri mereka agar lebih bertaqwa, bukan buat ditembakkan ke lainnya, bukan untuk jamaah yang banyak, bukan untuk status... Oleh karena itu ilmu agama dimuliakan dari ilmu yg lain. Kalo hanya sekedar pinter, jago, hebat, maka sama aja dgn ilmu lain. Goal utama dan core valuenya adalah bertaqwa pada Allah. Kebeningan hati pada Allah, menerima firman Allah. 

Sebelum keluar rumah kudu ditentukan tujuannya. Karena tujuan menentukan rute, moda transportasi, dll.

Tujuan belajar kalo hanya pintar rugi... Tujuan dr ilmu adalah agar bisa melakukan tugas kita untuk bertauhid kpd Allah, bukan hanya jd pintar, tp untuk jadi shalih. Harus ada perubahan perilaku...

Pada sebuah kajian, seorang ustadz bertanya "kalian mau jadi pintar apa mau jadi shalih?" Kalo pengen jadi pintar ayo kita kajian ngelanjutin yg kemarin, tp kalo pengen jadi shalih, kajian yg kemarin diamalin dulu....

Tujuan ilmu adalah agar bertaqwa. Makna taqwa diantaranya menurut Hasan  Al Bashri adalah menjalankanan menjauhi larangan. 
Meninggalkan maksiat atas ilmu Allah karena takut pada Allah, menjalankan perintah atas ilmu Allah karena mengharap pahala dr Allah.
Kapan seseorang rela diperintah2 dan dilarang2? Pada saat dia merasa kecil, merasa bodoh, merasa kerdil, merasa rendah. Pada saat itulah dia mau diperintah dan mau dilarang.... Tujuan dr ilmu adalah siap diperintah dan dilarang2 sama Allah, maka suasana majelis ilmu adalah diisi oleh orang2 yang merasa bodoh, kerdil, dan rendah...

Imam Nawawi dlm kitabnya menulis, kat Imam Syafii: tak ada seorangpun yg mempelajari ilmu agama dengan mengandalkan kekuasaan dan jiwa yg angkuh lalu dia berhasil. Sebaliknya barangsiapa mempelajari ilmu agama dengan kerendahan hati dan fokus belajar lalu dia berkhidmat melayani ahli ilmu, itulah yg sukses.

Aku mendapatkan hadits2 dr Sufyan bin Unainah kecuali 6 hadits mengenai karakter penuntut ilmu.
Sesungguhnya kedudukan orang yg menuntut ilmu agama lalu mendapatkan ilmu yg bermanfaat seperti hamba sahaya yg meminta segala hal yg membuat ridha Rabb-nya, berusaha mencari cintanya, mencari kedudukan yg mulia, berusaha meninggalkan yg tidak disukai Rabb-nya. Nggak bawa harga diri, nggak bawa gengsi. Menjaga izzah keislamannya iya, menjaga marwah iman iya, tp pribadi nggak.

Dunia ilmu adalah dunia yg menjatuhkan ego kita, menjatuhkan gengsi kita. Seorang ulama besar Ibnu Abdil Hadi pernah berdebat dengan seorang biasa lalu diludahi di muka. Beliau usap ludahannya lalu beliau katakan: ludah ini suci dengan ijma seluruh para ulama, apakah antum ada dalil lain? Dunia ilmu bukan dunia retorika, show off. Maksudnya tetep tenang... Genrenya ketundukan, kerendahan, orang2 sombong nggak ada tempat di dunia ilmu seharusnya....

Ketika kita ingin menekuni sebuah bidang/subjek, kita harus tau karakter subjek tsb, dan apa atmosfir pd subjek tsb. Misal snorkeling, kita harus basah agar bisa merasakan sensasinya. Kalo ke masjid harus kering, wangi. Semua harus tau karakternya. Karakter ilmu kayak apa? Kerendahan dan ketundukan. Ilmu itu mulia dan tidak ada kerendahan dan kehinaan di dalamnya. Dan ilmu tidak akan bisa didapatkan kecuali dgn kerendahan hati para penuntutnya dan tidak ada ketinggian hati sama sekali pada para penuntutnya. Mungkin antum hafal hadits, hafal ayat, tp manfaat dan berkahnya antum tidak dapat.

Maka doanya: Allahumma inni as'aluka ilman naafi'an. Ilmu yg bermanfaat.
"Aku ketika belajar aku rendahkan diriku serendah-rendahnya", itu yg dikatakan Abdullah bin Abbas, sebaik2 pentafsir Al Qur'an, "Lalu setelah itu aku dimuliakan oleh Allah SWT".

Ghafir 60: orang2 yg merasa sombong akan dimasukkan ke neraka dlm keadaan hina dina. Kalo mau cari kemuliaan carilah dengan cara yg elegan, dengan tawadu dengan ilmu. Ilmu yg paling mulia adalah ilmu yg kita jatuhkan diri kita sejatuh2nya di hadapan Allah. Hanya dengan rasa bersalah lah kita nggak akan berontak.

Umar khawatir ketika di akhirat nanti Allah memutuskan semua orang masuk surga kecuali 1 orang, Umar khawatir orang tsb adalah dirinya, saking Umar merasa zero, banyak dosa, bodoh...

Ada ulama Ibnul Hadi yg pernah dighibahi, dibuka aibnya, dia malah bersyukur pd Allah yg menutup aib2 karena yg dibuka hanya segitu aja... This. Pendidikan yg dibangun oleh ilmu. Ilmu yg kita miliki harus membuat kita merasa kerdil, merasa zero.

Al Araf 23, rabbana dzalamna anfusana, wailam taghfirlana, watarhamna lanakunanna minal khashirin...

Tujuan ilmu adalah untuk bertaqwa pd Allah, untuk diperintah dan untuk dilarang. Imam Hasan al Basri berkata, orang2 bodoh ambisi dan tujuannya hanya kuantitas, meriwayatkan hadits, tp para ulama ambisi dan tujuannya ketika belajar untuk mengamalkan dan mendakwahkan, menjaga eksistensi dari ilmu. Kapan seseorang benar2 sadar ketika dia nggak pinter adalah ketika belajar, menghafal, mencatat. 

Ilmu itu 3 fase: 
1. Dia merasa sudah menguasai semuanya, karena hanya menguasai 1 buku, atau hanya dari 1 ustadz
2. Baru merasa dia bodoh ketika belajar lebih banyak, banyak banget yg dia belum ketahui dari buku lain dan ulama lain "banyakan ooo nya"


3. Ternyata sy nggak ngerti apa2, nggak mungkin lah sy ngerti semuanya....

No comments:

Post a Comment