Monday, May 10, 2010

penggalan surat cinta hari ini

Esok lusa, ketika mentari menyinari kita tak lagi tepat di titik yang sama
Aku berharap hangatnya tetap kita rasa, membakar luar biasa semangat segunung mimpi...

Esok lusa, ketika kotamu hujan dan pelanginya tak sampai terlihat di kotaku
Aku berharap langit malam tetap menitipkan kabar senyuman lewat cahaya dan bentuk bulan sabit yang sama...

Kalau kehidupan adalah tentang kematian
Esok lusa, ketika kamu bertemu Tuhanmu
Esok lusa, ketika aku bertemu Tuhanku
Pada Tuhan yang sama, kita akan bersaksi sama...
Kita pernah sama-sama bahagia, menyayangi, dan saling memberi arti....

:)

Sunday, May 2, 2010

Bersyukur tentang apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita sering tidak tahu apa rencana Tuhan bagi kehidupan kita. Hanya satu hal yang harus kita yakini, rencana Tuhan selalu indah. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Berjuta Syukur Hari Ini

Hari ini saya diberi kesempatan untuk mengunjungi Panti Asuhan Tuna Ganda Sayap Ibu 2. Saya pergi ke sana dalam rangka mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus, atau yang biasa kami sebut PARK. Kelas PARK memang luar biasa. Selalu syukur yang dirasa seusai mengikuti kuliah yang diampu oleh Bu Aisah Indati ini. Banyak pula ide-ide untuk PKM atau skripsi ^o^v.

Kami diterima dengan baik oleh pengasuh di sana. Pengasuh menceritakan beberapa kondisi anak-anak yang tinggal di sana. Ada 28 anak dengan berbagai tingkatan ketunaan di sana. Tingkatan ketunaan ada tiga: mampu didik, mampu latih, dan mampu rawat. Keterangan selanjutnya bisa didapatkan di Eyang Google :D. 28 anak tadi diasuh oleh 8 pengasuuh. Jumlah yang sangat kurang ideal memang. (Kalo kata Bu Indati, jalan ke surga emang ga mudah..., kebanyakan Psikolog lebih milih kerja yang dapet duit banyak di area PIO, kalo Perkembangan sedikit peminatnya, tapi deket ke surga, hehe...) 

28 anak dengan berbagai macam ketunaan. Ada yang hidrosefalus, ada yang gabungan tunadaksa-tunanetra-tunarungu-tunawicara, ada yang mental retarded, ada yang cerebral palsy, ada yang hiperaktif-autis, semua anak di sana memiliki lebih dari satu ketunaan. Dan mereka umumnya tidak lagi diperhatikan oleh orang tuanya. Banyak kisah nyata yang lebih menyedihkan dari sinetron di sana. Seperti yang ditinggalkan di depan panti, ditinggal di rumah sakit, dan sebagainya.

Dan ketika kami dipersilakan berkeliling di sana, rasa haru terpaksa kami tahan kuat-kuat. Rasa syukur yang saya yakin membuncah di dalam dada kami masing-masing. 

Ketika di depan kami ada anak berusia 2 tahun, dengan fisik yang masih seperti bayi, serta berkepala sangat besar sehingga otaknya tertekan dan menjadi tipis, membuatnya tidak bisa merespon apa-apa, sehingga makan-minum pun melalui selang, apa yang anda rasakan?

Ketika di depan kami ada perempuan berusia 18 tahun dengan usia mental 4 tahun 8 bulan, berwajah Mongoloid dan berkepala datar. Seorang anak laki-laki, tampan wajahnya, berkulit putih bersih, tapi hanya bisa berbaring tanpa daya karena tunadaksa, tunanetra, tunarungu dan tunawicara, serta mikrosefali. Bagaimana perasaan anda?

Dan masih banyak keadaan anak-anak di sana. Sungguh, jika bukan karena kuasa Allah.... 
Maka nikmat Tuhan-Mu manakah yang kamu dustakan?

Satu kata yang terngiang: SYUKUR. 
Kita di sini masih bisa bergerak, melihat, mendengar, berbicara, beraktivitas, berpikir tentang ini itu, berusaha mewujudkan mimpi, dan banyak lagi. Mereka di sana, hanya bisa tergolek lemah dengan bantuan selang, dengan obat-obat yang mengontrol tubuh mereka. Maka bersyukurlah teman... alhamdulillah... :)