Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 04.05.19 / Ust. Nuzul Dzikri / Sebab-sebab Kegagalan di Bulan Ramadhan

Kajian Nurul Iman
04.05.19
Ust. Nuzul Dzikri
Sebab-sebab Kegagalan di Bulan Ramadhan


Ramadhan, tamu yg tidak pernah datang dengan tangan kosong, membawa ampunan dr Allah SWT. Doa yg banyak, sesuai episode kehidupan kita.

Orang2 beriman adalah orang2 yg sifatnya ada di QS Ali Imran ayat 161 : orang2 yg senantiasa mengingat Allah kala berdiri, duduk, maupun berbaring.

Angka yg gagal di bulan Ramadhan tidak sedikit. Rasul dlm hadits Imam Ahmad mengatakan betapa banyak orang yg berpuasa, dimulai dgn kata "Rubbah", yg artinya dlm bahasa Arab untuk mengungkapkan sesuatu dlm jumlah banyak. Oleh karena itu hadits ini perlu kita camkan karena membicarakan sebuah kotak yg kuantitasnya banyak. Diterjemahkan dgn sederhana : "Betapa banyak orang yg berpuasa, tp puasanya hanya mendapatkan lapar dan haus". Yg tidak mendapatkan ampunan banyak, yg tidak mendapatkan pintu surga bernama Ar Rayyan banyak, yg tidak mendapatkan rahmat berkahnya Ramadhan itu banyak, karena yg ia dapatkan hanya lapar dan haus.

Nabi melanjutkan dlm hadits lain : "Dan betapa banyak orang yg qiyamullail, yg tarawih, ganjarannya hanya rasa kantuk karena tidak tidur semalaman (tidak diterima oleh Allah SWT)".

Kita jangan tertipu dengan suasana, banyaknya orang berbuka, banyak yg gagal, dan gagal di bulan Ramadhan artinya celaka.
Sebuah doa yg terkenal yg dibacakan oleh malaikat Jibril : "Celakalah seseorang, kehinaan bagi dia di dunia dan di akhirat, yg memasuki Ramadhan, dan ketika Ramadhan berakhir dosa2nya belum diampuni oleh Allah. Dan Rasulullah berkata "aamiin"...
Yg berdoa adalah malaikat terbaik, yg mengaminkan adalah manusia terbaik, maka bagaimanalah doa ini tidak dikabulkan oleh Allah....

Kalo kita tidak bisa memanfaatkan bulan ini, maka akan terjadi kecelakaan dan kehinaan di dunia kita, sebelum akhirat kita.

Sama seperti Makkah, di sana kita shalat 1 rakaat sama dengen pahala 100.000 rakaat, tp di sana pula niat buruk di hati kita langsung dibalas oleh Allah. Tempat mulia, waktu mulia, bukan tanpa resiko. Kalo kita bisa manfaatkannya maka kita bisa panen, tp kalau gagal maka kita ibarat menggali kubur kita sendiri.

Apa sebab-sebab terpuruk di bulan Ramadhan? Padahal syaithan dibelenggu, padahal pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup.


1. Sebab yg pertama adalah karena dia lupa bertawakkal, bergantung pada Allah, dan meminta pertolongan pada Allah.

Mengandalkan kemampuannya sendiri, mengandalkan dirinya sendiri, pengalamannya, ilmunya secara teori. Dia lupa meminta pertolongan pada Al Qowiyy...

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan, bergantung pada Allah itu setengah agama, karena setengah yg berikutnya adalah inabah, yaitu kembali pd Allah, karena agama kita itu isinya 2 hal besar. Seluruh syariah Islam, seluruh buku aqidah, fiqh, dan hadits terdiri dr 2 hal besar : istianah dan ibadah, meminta pertolongan pd Allah. Dan tawakkal itulah istianah, dan inabah itulah ibadah. Kembali pd Allah dgn mengerjakan ibadah. Dan inilah konsep iyyaka nabudu wa iyyaka nastain, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan"...

Orang yg hanya mengandalkan ilmunya, tp dia lupa doa "Allahumma a'inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik : Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu" orang yg lupa beristianah, ibarat iyyaka nabudu aja tanpa iyyaka nastain. Dia akan gagal dlm Ramadhan, selama apapun pengalamannya tidak akan sukses, sebanyak apapun ayat yg dihafalkannya, sebanyak apapun kajian yg diikutinya.

Yg ditawarkan oleh Ramadhan adalah pintu surga Ar Rayyan. Muadz bin Jabal bertanya pd Nabi, amalan apa yg membawa kita ke surga? Nabi mengatakan, Muadz, anda bertanya masalah yg besar, nggak mudah masuk surga, beratnya minta ampun, tp mudah bagi orang yg dimudahkan oleh Allah, yg diberi rahmat oleh Allah, yg diberikan hidayah oleh Allah, yg diberi taufik oleh Allah.

Banyakin berdoa "Allahumma ballighna Ramadhan". Para ulama udah baca doa ini sejak 6 bulan sebelum Ramadhan. Dan begitu hamba-Nya mengemis pada-Nya, maka "ud'uni astajib lakum : Berdoalah kamu kepada-Ku, pasti Aku akan mengabulkannya" QS Ghafir : 60

Kunci orang2 besar mengandalkan Allah. Nabi Musa ketika diperintahkan mendakwahi Firaun, beliau beristianah, berdoa minta pertolongan pd Allah (QS Thaha 25-32) : "Robbisrohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii, ..."
Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,(yaitu) Harun, saudaraku,teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia,dan jadikanlah dia teman dalam urusanku

Tujuan istianah Nabi Musa kemudian dijelaskan di ayat selanjutnya (QS Thaha 33-34) : agar bisa bertasbih yg banyak pd Allah, dan bisa berdzikir yg banyak pd Allah.

Hanya kebodohan yg membuat orang mengandalkan dirinya, yg membuat dia lupa bahwa kita ini lemah di hadapan Allah. Sebanyak apapun kajian yg kita ikuti, kita nggak mungkin keluar dr kaidah Allah. Nabi Syuaib : Dan tidak ada taufik yg kita dapatkan kecuali pertolongan dr Allah, bertawakkal pd Allah, berserah pd Allah,
"Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku berserah diri dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS Hud : 88)

Syiar kita Ramadhan ini adalah "la haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim" : Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”

Jangan masuk ke Ramadhan dgn penggalan iyyaka na'budu aja, tp iyyaka na'budu wa iyyaka nastain..
Para ulama terdahulu berdoa :
"Ya Allah sebagaimana Engkau menjaga keningku dari bersujud pd selain-Mu, jaga lisanku agar tidak meminta kepada selain-Mu"

Ini tentang kekuatan Allah, bukan kelemahan kita, yg membuat Para ulama bisa khatam 10 juz sehari...
Rasulullah berdoa setiap pagi dan petang dlm dzikir pagi petang : "Ya Hayyu Ya Qoyyumbi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin"

Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu.

Sekejap mata. Bahkan untuk sekejap mata pun kita butuh pertolongan Allah. Ini Ramadhan 30 hari. Jadi kudu banget minta pertolongan pd Allah.


2. Sebab kegagalan di bulan Ramadhan yg kedua adalah tidak punya agenda, dan yg punya agenda nggak komitmen.

Rasulullah punya agenda yg baku di Ramadhan. Malaikat Jibril datang setiap malam pd Rasulullah dan mereka mengkaji Al Qur'an. Sehari sejuz itu mungkin banget. Bisa baca 2 lembar setelah shalat fardhu. Ketika Nabi itikaf di masjid, dan ada udzur, beliau menggantinya di hari Syawwal. Itu menunjukkan Rasulullah komitmen dan punya agenda di bulan Ramadhan.

Buat agenda. Kalo nggak, akan tergerus. Karena yg menyibukkan kita di bulan Ramadhan banyak.


3. Sebab ketiga adalah lupa memperhatikan masalah hati

Adapun untuk sukses di bulan Ramadhan harus naikkan hati kita. Banyak orang yg gagal karena cuma fokus di ibadah fisik aja, sunnah2 puasa aja.
Yg Allah janjikan ampunan itu kan punya kriteria : berpuasa karena iman, dan mengharapkan pahala, dan ini semua amalan hati. Orang yg nggak memainkan hatinya nggak mendapatkan ampunan dr Allah. Seneng ketemu Ramadhan, termasuk amalan hati juga...

Syaratnya memainkan hati...

Amalan fisik bagus, nggak boleh didiskreditkan, tp yg jd masalah adalah memasuki Ramadhan cuman mengandalkan amalan fisik aja tanpa mengandalkan amalan hati, dan itu nggak mungkin....

Mainkan hati kita dr hari pertama sampau hari terakhir Ramadhan, maka kita akan dapatkan ampunan dr Allah SWT. Kata para ulama, kita bisa dapatkan dunia kita dgn amalan fisik kita, tp mendapatkan akhirat harus dgn hati, harus jujur dgn Allah SWT. Mainkan hati, jaga keikhlasan. Karena fenomena menampilkan riya itu banyak di bulan Ramadhan.


4. Sebab kegagalan keempat adalah ketika seseorang memasuki Ramadhan dgn membawa dosa2nya.

Dia nggak beristighfar dan bertaubat atas dosa2nya ketika memasuki bulan Ramadhan. Yg membuat kita lemah dlm beribadah itu dosa kita. Al Insyirah ayat 1-3 : "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu". Dosa2 kita inilah yg membuat kita seolah2 tarawih dengan menggendong tas ransel, ngantuk. Padahal kita nonton 3 jam bisa.

Ayat ini menunjukkan semua tentang taufik dan dosa. Allah yg turunkan beban kita (taufik dr Allah) dan dosa kita sendiri yg memberatkan kita (dari perbuatan kebaikan). Hati2 dengan dosa. Itu dosa bikin capek. Sesungguhnya salah satu ganjaran atau hukuman dosa, adalah menyeret kita ke dosa berikutnya (Imam ibnu Rajab).


5. Sebab Kegagalan yg berikutnya kelima adalah tidak berani memprioritaskan dan menomorsatukan akhirat di atas dunia di bulan suci Ramadhan.

"Baltutsirunal hayataddunya : Sedangkan kamu memilih kehidupan dunia" QS Al A'la : 16.

Kita tidak bica substansi, tp justifikasi. QS Muhammad : 31
"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu."

Kalo kita ga bisa menomorsatukan akhirat, menomorsatukan Allah di bulan dimana syaithan dibelenggu, lalu gimana di bulan lain?

Ulama bisa superior dan menampilkan aksi heroik di bulan Ramadhan karena mereka berani meninggalkan keduniawian. Kita seolah2 lebih sibuk drpd mereka. Satu bulan aja masa ga bisa. Kalo kita ga bisa cuti, maka maksimalkan.

Ada orang yg ingin umrah Ramadhan, tp ga diperbolehkan sm perusahaannya, dia keluar dr perusahaannya. Kalo udah bawa2 ibadah itu ekstrim. Tp kalo urusan dunia nggak ada tuh yg bilang ekstrim, fundamentalis. Padahal harusnya kan kebalik.

Ramadhan adalah momentum memprioritaskan akhirat.

Konsep kita adalah berusaha kasih makan buka ke temen kita. Mentalnya tuh ngasih, bukan dikasih. Pahala itu mahal. Setiap orang itu beramal sesuai takdirnya masing-masing.


6. Sebab kegagalan keenam adalah karena mereka gagal dalam menghadirkan rasa "oh bisa jadi ini Ramadhan terakhir kita".

Ini kesempatan sahur terakhir kali, terakhir kali berbuka puasa, terakhir kali mendengar merdunya suara imam. Kita tuh males karena kita panjang angan2, seakan2 masih hidup sampai tahun depan. Kalo bisa menghadirkan rasa ini, pasti kita akan mengolah sedemikian rupa waktu Ramadhan.

Bahkan Rasulullah mengibaratkan masalah ini bukan pd Ramadhan, tp pada ibadah shalat. Shalatlah seakan2 itu shalat terakhir kita, karena shalat itu ibadah yg paling rutin.

Banyaknya bertemu dan berinteraksi itu akan membunuh rasa dan sensitivitas. Beda rasanya kita tinggal di Zimbabwe trus ketemu sama sesama orang Indonesia, dgn ketemu sesama orang Indonesia di Tanah Abang.

Shalat itu ketemunya 5x sehari. Bahaya kan, makanya banyak orang shalat gitu2 aja. Kalo misalnya la qadarullah kita dieksekusi mati ba'da shalat isya, lalu kita diijinkan untuk shalat isya sebelum dieksekusi, itu akan jd shalat isya terbaik di hidup kita, bisa jadi baru takbiratul ihram aja udah nangis... 15 menit sebelum kiamat sughra kita. Meresapi arti doa iftitah yg jauhkan aku dan dosaku seperti jauhnya timur dan barat. Meresapi arti setiap ayat Al Fatihah, dsb...

Kegagalan ibadah kita adalah karena tidak bisa menghadirkan rasa terakhir ini....

Ini Ramadhan terakhir kita, ini presentasenya besar, 50%. Banyak dr kita yg mengalami yg tahun lalu masih shaum dgn istrinya, anaknya, orangtuanya, tp tahun ini sudah tidak bersama. Nggak ada Ramadhan setelah ini, nggak ada sahur dan buka setelah ini....

Ini hari pertama, tp bisa jd hari terakhir kita,
Ini hari kedua, tp bisa jd hari terakhir kita,
Ini hari ketiga, tp bisa jd besoknya kita sudah di keranda... Didoakan Allahummaghfirlahu....

Kalo kita menyia-nyiakan Ramadhan, kita yg akan dihukum oleh Rabbul Alamin.


Tanya Jawab :

1. Shalat sebagai makmum tp ingin ikut menyimak dgn gadget atau mushaf ketika dibacakan ayat, agar tidak ngantuk...
Shalatnya sah, tp kehilangan dua keutamaan : bersedekap secara sempurna dan melihat ke tempat sujud. Hanya saja apabila itu bisa membuat kita lebih khusyu tidak apa2, karena menjaga kekhusyuan lebih penting dan utama daripada kita ngeblank saat imam baca ayat pd saat shalat tp sedekap sempurna dan lihat tempat sujud.

2. Orangtua menyuruh pulang di 10 hari terakhir, tp ingin memaksimalkan 10 hari terakhir mencari lailatur qadar, gimana ustadz?
Mencari Lailatul Qadar secara penuh otu hukumnya sunnah, tp birrul walidain itu hukumnya wajib. Sibuk mengerjakan hal wajib tp jd tidak mengerjakan sunnah, itu dimaafkan oleh Allah. Tp kalo sebaliknya sibuk mengerjakan hal sunnah tp mengabaikan hal wajib itu terperangkap perdaya iblis....
Kita harus memainkan hati di sini, misinya adalah pahala dr Allah.

3. Boleh ga, nggak mendengarkan kultum di shalat tarawih tp baca Al Qur'an?
Pada dasarnya itu hukumnya boleh dan tidak mencederai ibadah shalat tarawih kita
Pertama kita menjaga kondisi tidak membuat orang tersinggung. Kedua jaga adab kita ke Al Qur'an, ke orang lain, adab dalam majelis.

4. Tarawih yg baik?
Perlama bacaan, sedikitkan jumlah rakaat

No comments:

Post a Comment