Wednesday, May 22, 2019

Kajian Nurul Iman / 18.05.19 / Ust. Nuzul Dzikri / Umar bin Al Khattab dan Akhir yang Indah

Kajian Nurul Iman
18.05.19
Ust. Nuzul Dzikri
Umar bin Al Khattab dan Akhir yang Indah


Hanya dengan adab kita bisa memahami hakikat ilmu. Kalo kita nggak bisa kondisikan anak2 kita di rumah Allah, maka gimana di tempat lain. Nggak mungkin. Kecuali tendensinya duniawi. Tp kalau keikhlasan kepada Allah, di masjidlah tempatnya kita mulai mengkondisikan untuk menjaga adab.

Jika ingin sukses di bulan Ramadhan, kita harus menggabungkan istianah dan ibadah. Inti kehidupan kita adalah 2 hal tsb : iyyaka na'budu wa iyyaka nastain. Minta pertolongan pada Allah lalu ibadah. Semua tentang hal itu.

Kajian hari ini akan berbicara tentang seorang tokoh yg direkomendasikan langsung oleh Rasulullah : "Ikutilah 2 nama ini setelah aku wafat, Abu Bakar dan Umar". 

*Detik2 terakhir Umar bin Khattab*

Sebuah cerita yg lahir dr sebuah doa dari tokoh utamanya sendiri. Beliau berdoa di sisi putrinya Hafshah. Doa yg hampir mustahil terwujud pada saat itu : "Ya Allah anugerahkan aku terbunuh di jalan-Mu, syahid di jalan-Mu, dan wafat di kota Nabi-Mu". 
Doa ini susah banget, karena hampir sudah tidak ada peperangan di kota Madinah. Di Madina sudah aman, dan peperangan hanya terjadi di kota2 yg belum ditaklukkan oleh Khilafah Islam.

Namun jawab Umar : Wahai putriku, Allah itu bisa menghadirkan sebuah kejadian yg ia inginkan, yg ia kehendaki. Tidak ada yg susah bagi Allah, Allah bisa menjadikan Umar mati syahid tanpa ada peperangan di kota Madinah. Akan ada saja jalannya. 

Dan riwayat ini shahih. Doa tsb beliau panjatkan setelah beliau mengerjakan amalan di Mina setelah berhaji di tahun 23 Hijriyah.

"Ya Allah umurku sudah tua, dan kekuatanku sudah melemah, tp di sisi lain rakyatku semakin banyak dan meluas tersebar dimana2." Beliau khawatir tidak amanah. Maka beliau katakan "Cabut saja nyawaku, ke Hadirat-Mu dlm kondisi aku tidak melalaikan hak siapapun dan tidak meremehkan siapapun."

Dan sebelum bulan Dzulhijjah berakhir, Umar wafat...

Dalam Hadits Muslim, Umar pernah berkhutbah, "Aku bermimpi seekor ayam mematukku 3x, dan firasatku mengatakan ini tentang kematianku, ajalku sudah datang." 

Tahun 23 H, bulan Dzulhijjah di tanggal 26 hari Rabu. Pada saat shalat Subuh, sebagaimana biasanya, Umar RA memimpin umat Islam dan menjadi imam shalat Subuh. Sebagaimana biasanya, beliau berjalan dan memeriksa kelurusan shaf2 umat muslimin. Beliau tidak akan mulai shalat apabila shaf belum lurus dan rapi. Ketika shaf2 itu sudah rapi, beliau baru memulai shalat subuh pada hari itu. 

Takbiratul ihram, doa iftitah, taawudz, Al Fatihah, lalu dlm riwayat beliau baca surah Yusuf atau An Nahl. Dan musibah itu terjadi. Sebagian jamaah mendengar beliau berteriak. Ada penyelundup, Abu Lu'luah seorang Majusi. Dia menikam Umar 3x, seperti mimpi Umar dipatuk ayam 3x. 2 di bahu belikat, 1 di bawah pusar, dgn belati bermata 2 yg sudah diberi racun, ada yg meriwayatkan belati tsb dilumuri racun selama satu bulan sebelum digunakan untuk menikam Amirul Mukminin. Umar ditusuk dengan tusukan yg dalam, ada riwayat yg mengatakan tusukan yg di perutlah yg paling mematikan, membuat beliau wafat. 

Dan beliau setelah ditusuk masih sempat membaca QS Al Ahzab 38 : "Dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku" . Beliau masih tetap berusaha untuk melanjutkan shalat beliau. Tp akhirnya beliau tidak sanggup. Dan pada akhirnya beliau mengambil tangan Abdurrahman bin Auf di kanannya, menyuruhnya menggantikan beliau menjadi imam. 

Adapun dgn Abu Lu'luah langsung bergegas untuk kabur, dan tidaklah dia keluar dan menusuk orang yg berusaha menghalanginya sehingga menusuk 13 korban dan 7 diantaranya syahid. Dan ketika ada seseorang yg menaklukkannya, kemudian ia menikam dirinya sendiri dengan belati tsb. 

Pada saat itu dengan segala kepanikan, Abdurrahman bin Auf menggantikan Umar menjadi imam shalat, beliau melanjutkan shalat dgn shalat yg ringan (dgn bacaan surat yg pendek). Setelah itu Umar langsung dibawa ke rumah beliau, pd saat itu Umar sudah tidak sadarkan diri. Dan di saat subuh sudah hampir habis waktunya, Umar belum juga bangun padahal beliau belum shalat subuh. 

Kata seorang shahabat, kalau umar masih hidup, lalu kita ingin bangunkan nggak ada cara kecuali password nya harus benar. Bilang ke Umar "shalat". Karena beliau blm shalat subuh. Dan Umar bangun mendengar kata "shalat". 

Begitu beliau bangun, yg ditanyakan adalah "orang2 udah shalat belum?" Orang2 di sisi beliau menenangkan dgn menjawab "sudah ya Amirul Mukminin". 
Lalu kalimat kedua yg dikatakan beliau adalah "Tidak ada Islam bagi orang yg meninggalkan shalat"

Setelah 2 kalimat itu, beliau minta diambilkan air untuk berwudhu. Ibnu Umar meriwayatkan pada saat itu perut Umar berlubang, darah masih mengucur keluar dr lukanya. Lalu Umar shalat, di rakaat pertama beliau membaca Al Kafirun dan di rakaat kedua membaca Al Ikhlas.

Yg terucap dr lisan Umar itu data, dalil, selaras dgn wahyu. Karena dari awal hidupmya begitu. Bukan spontanitas, tp cermin, barangsiapa hidup dgn pola tertentu, ia akan diwafatkan dgn pola tsb. 

Setelah beliau shalat beliau minta dipanggilkan Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas merupakan tokoh kesayangan Umar karena selalu dilibatkan saat rapat dgn ahlul badar. Dlm riwayat Thabrani, Umar bertanya siapa yg menikamnya, dari mana asalnya. Bukan untuk balas dendam, tp bertanya apakah ia memiliki kesalahan pd orang tsb, apakah Umar pernah mendzoliminya shg dia balas dendam pd Umar. Beliau meminta Ibnu Abbas untuk menanyai setiap orang apakah ada yg merasa terdzolimi oleh Umar, apakah ada yg belum tertunaikan haknya oleh Umar. Ibnu Abbas kemudian keluar dan menanyai setiap orang.

Semua orang menangisi Umar, mereka menangis seperti mereka kehilangan anak mereka sendiri. Mereka sedih dan takut Umar meninggal dunia. Mereka berharap Allah panjangkan usia Umar dgn mengambil jatah umur mereka. Maka benarlah apa yg dikatakan Imam Ahmad : salah satu parameter kebaikan seseorang adalah ketika meninggal banyak yg merasa sedih dan kehilangan dan bertakziah.

Lalu Abdullah bin Abbas kembali, dan menyampaikan bahwa tidak ada yg merasa terdzolimi oleh Umar. Disampaikan pula bahwa mereka menangis sedih takut kehilangan Umar. Dan terlihat ekspresi kelegaan dan bahagia di wajah Umar.

Umar masih belum tahu siapa yg menikamnya dan apa yg terjadi padanya. Beliau berkata, "Aku ingatkan kepada kalian, kalau kalian ketemu dgnnya (yg menikamku), kalian kudu sabar dan tahan emosi, jangan dieksekusi."

Lalu disampaikan kepada beliau bahwa Abu Lu'luah lah yg menikamnya, dan dia sudah bunuh diri setelah menikamnya. Umar lalu berkata "innalilahi wa inna ilaihi roji'un"...

Abu Lu'luah adalah seorang Majusi budak Al Mughiroh. Pada dasarnya, Umar tidak mengijinkan selain umat Islam yg tinggal di Madinah. Tp Abu Lu'luah ini multitalenta, pakar kayu, pakar besi, pakar ukir. Maka dia bisa menciptakan belati bermata dua untuk menikam Umar. Al Mughiroh yg meminta izin agar dia boleh tinggal di Madinah karena dia mungkin bermanfaat bagi orang Muslim untuk mengajarkan keahliannya.

Abu Lu'luah marah karena Umar tidak mengijinkan pajaknya dikurangi (dulu selain Muslim harus bayar pajak untuk tinggal di Madinah). Namun Umar tidak memberikan keringanan bayar pajak untuk Abu Lu'luah. Dan kemudian bertambahlah kebencian Abu Lu'luah kepada Umar, karena Umar jugalah yg menaklukkan Persia (kota orang Majusi).

Begitu Umar mendengar nama Abu Lu'luah, beliau bertakbir karena Umar memang sudah berfirasat mengenai hal tersebut.
"Alhamdulillah, pembunuhku bukan seorang muslim. Pembunuhku tidak akan beralasan keimanan pd Allah kelak". Umar tidak ingin berhadapan dgn sesama umat muslim di akhirat nanti.

Dlm sebuah riwayat, Umar lalu minum obat dr dokter, dan semua yg ia minum keluar lewat lukanya. Ada juga yg membuatkan susu, keluar juga lewat lubang luka tsb. Bayangkan sebesar apa luka di perut Umar. Dokter tsb mengatakan, "semua orang tahu ini ajalnya Umar bin Al Khattab".

Lalu manusia mulai berdatangan, mereka memuji2 Umar bin Khattab dan menyebutkan prestasi2 besar beliau. Umar berkata, "Orang yg tertipu adalah orang yg senang mendengar pujian2 tsb". Dlm hadits Bukhari, datang seorang pemuda. Ia berkata : bergembiralah wahai Amirul Mukminin, engkau masuk Islam di awal perjuangan, berhijrah dgn Rasulullah, lalu engkau menjadi khalifah, lalu klimaksnya engkau akan syahid. Dan yg dikatakan Umar adalah "aku berharap kalaupun yg kausampaikan benar, itu menjadi penyeimbang timbangan skor dosa dan pahalaku di hari penimbangan kelak."

Seorang Umar bin Khattab. Yg sudah dijamin masuk surga oleh Allah. Menaklukkan banyak wilayah. Masih merasa tawadhu, merasa dosanya sangat banyak sehingga apapun kebaikan yg dia lakukan menyeimbangkan dosa2nya di akhirat kelak. 

Kita, yg surga aja belum tentu, ngerasanya udah pahalanya banyak banget... ☹️

Lalu anak muda tersebuh pergi, saat pergi jubahnya menyentuh lantai. Lalu pemuda itu dipanggil lagi agar bajunya tidak menyentuh lantai, lebih bersih dan lebih bertaqwa.

Bahkan di saat terakhirnya Umar masih berusaha ber amar makruf nahi mungkar. Mengingatkan pemuda tab agar bajunya tidak menyentuh lantai (isbal)

Intinya bukan besar kecil amalan, tp dari mana amalan tersebut, kalau sumbernya dr Allah dan Rasul-Nya maka semua akan dianggap besar. Karena kita nggak tahu amalan mana yg akan membawa kita ke surga, amalan mana yg kita lakukan dgn ikhlas, amalan mana yg diterima oleh Allah.

Umar menyuruh anaknya Abdullah bin Umar ke Aisyah, Ibunda Umat Islam. Kata Umar : Sampaikan ke Ibunda kita, Umar mengirim salam kepada beliau. Dan anaknya tidak boleh mengatakan bahwa salam itu dr Amirul Mukminin. Karena ini permintaan pribadi Umar sebagai Umar, bukan Umar sebagai pemimpin Khilafah pada waktu itu. Beliau meminta izin agar dimakamkan di sebelah Rasulullah, karena Aisyah juga ingin dimakamkan di samping Nabi SAW. Karena apabila Umar meminta izin Umar sebagai Amirul Mukminin, Aisyah harus taat kepadanya. Beliau tidak ingin memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.

Ibnu Umar mendatangi Aisyah, dan Aisyah sedang menangisi Umar pada saat itu. Aisyah pun mengizinkan, meski beliau juga sangat ingin dimakamkan di samping Rasulullah. 

Umar sangat semangat menunggu kabar dr Abdullah bin Umar, Umar ingin diangkat oleh Abdullah bin Abbas untuk mendengar berita itu. Padahal kondisinya sudah sangat lemah.

Ahlussunah itu harus kuat di adab. Umar juga menyadari bahwa Aisyah juga ingin dimakamkan di samping Rasulullah. Umar masih berpesan, "Kalau aku wafat, gotonglah jenazahku, sampaikan salamku kepada Aisyah, katakan Umar bin Khattab minta izin sekali lagi, kalau Aisyah mengizinkan maka kuburkan disini di samping makam Rasulullah, tetapi jika Aisyah berubah pikiran maka kuburkan aku di kuburan kaum muslimin." 

Di detik2 terakhir Umar, Umar ingin keningnya ditaruh di tanah, karena ia takut sombong dan ujub karena orang2 membicarakan prestasi Umar. Ibnu Abbas berkata, celakalah kau wahai Umar kalau Allah tidak mengampunimu...

Kita terlalu sering bermain dengan ayat harapan tp tidak dengan ayat ancaman.

Umar meningal 3 hari setelah peristiwa penusukan tsb. Kematian Umar sangat spesial : 
1) Umar meninggal bakda haji, dan haji yg diterima tidak ada balasan selain jannah, 
2) Beliau ditusuk ketika shalat, 
3) Beliau mati syahid, 
4) Beliau mati syahid di bulan haram (akhir Dzulhijjah), dan 
5) Beliau meninggal di kota Madinah. Rasulullah bersabda bahwa beliau akan memberikan syafaat bagi siapapun yg meninggal di kota Madinah.

Doa Umar tekabul. Doa yg hampir mustahil terwujud pada saat itu : "Ya Allah anugerahkan aku terbunuh di jalan-Mu, syahid di jalan-Mu, dan wafat di kota Nabi-Mu". Jika kita jujur pada Allah, maka Allah akan wujudkan cita-cita kita. Allah itu bisa menghadirkan sebuah kejadian yg ia inginkan, yg ia kehendaki. Tidak ada yg susah bagi Allah, Allah bisa menjadikan Umar mati syahid tanpa ada peperangan di kota Madinah. Akan ada saja jalannya. QS Yasin 82 "Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu."

Al Baqarah 184. Ramadhan hanya beberapa hari saja. Ini sudah hari ke-13. Kalo belum maksimal di 13 hari ini, maksimalkan di hari ke depannya. Jangan kalah dengan acara2 yg duniawi. 

Shalat. Adalah satu2nya perintah yg dijemput naik ke Sidratul Muntaha dimana mayoritas perintah itu diturunkan. 1x meninggalkan shalat wajib, dosanya lebih parah drpd zina, ijma oleh ulama. Sabar itu harus dipaksa dulu.










No comments:

Post a Comment