Tuesday, January 26, 2010

Antara Solo dan Jogjakarta

Antara Solo dan Jogjakarta
-repost tulisan Kiki dari milist Gama Cendekia-


Ini adalah sekelumit kisah perjalana PH GC IX menuju Solo, untuk membesuk orang tua salah seorang PH GC VIII yang terkena serangan darah tinggi....(semoga lekas sembuh^^)

Antara Solo dan Jogjakarta…
Ketika kami berlima akhirnya memutuskan berangkat ke Solo, menuju Rumah Sakit Dr. Oen. Mengunjungi ayah Ifa yang saat itu terkapar di RS karena serangan darah tingggi (gara2 kebanyakan makan duren. Hehe)


Antara Solo dan Jogjakarta
Saat itu QQ dan Bella tiba di Stasiun Tugu dan tidak menemukan satupun orang yang kami kenal. Menunggu satu demi satu manusia2 yang sudah bersepakat untuk berangkat ke Solo….

Antara Solo dan Jogjakarta
Selma dan Rahmat akhirnya datang juga….namun kami masih dilanda kebingungan dan kegundahan gara2 orang nomor satu di GC tak jua menunjukkan batang hidungnya…

Antara Solo dan Jogjakarta
Karcis sudah dibeli, kereta sudah siap berlari. Tapi masih dengan masalah yang sama, sang Presiden masih enggan menampakkan diri. Sms, telpon, mondar-mandir, melongok kereta sambil berharap masinisnya pengen ke kamar mandi supaya keberangkatan kereta tertunda meski hanya 5 menit…. Rasanya kami semua tinggal selangkah lagi berada di kereta, namun kaki ini tertahan oleh satu nama yang saat itu sangat meresahkan. Sang Presiden… M. Zia Anggiawan… tak segera datang, tak bisa dihubungi, tak membalas sms. Hanya berharap kereta masih sabar menuggu kami barang sejenak.


Antara Solo dan Jogjakarta
Teng….teng….teng… teng….
"Kereta Api Prambanan Ekspres tujuan Lempuyangan-Maguwo-Purwosari-SoloBalapan-Jebres akan segera diberangkatkan dari jalur 3, penumpang harap mempersiapkan diri. "
Semakin cemas saja kami, namun….
Saat itu terlihat sesosok manusia berkemeja putih, bercelana hitam lari tergopoh2 menuju pintu stasiun. Seolah berusaha mencapai pintu stasiun dalm tempo sesingkat2nya.
"ANGGI DATENG….!!!!! !!!!!"
Teriakan itu serentak keluar dari bibir QQ, Bella, Rahmat, dan Selma…..
Huffh…. lega rasanya, namun kereta sudah ambil kuda2, siap melarikan dirinya meninggalkan Stasiun Tugu. Kami berempat seperti rombongan pelari estafet yang bersiap menangkap tongkat estafet dari presiden.  Akhirnya presiden sampai juga, satu demi satu berlari menuju pintu kereta…. Hufh…..akhirnya kami selamat. Belum sempat kami duduk, kereta sudah melaju meninggalkan stasiun Tugu. Omelan satu persatu tertuju kepada sang Presiden, tapi dasar Presiden, bukannya merasa bersalah, tapi malah cengar-cengir gak jelas….. (piss Nggi…hehe)


Antara Solo dan Jogjakarta….
Perjalanan kami nikmati dengan cara sendiri2. Sang Presiden sibuk berdialog dengan bukunya (a.k.a baca), Sedangkan yang lain ada yang ngobrol, ngeliat2 pemandangan (kayak iklan Ponds gitu deh….), ada juga yg poto2 (siapa hayo?????)

Antara Solo dan Jogjakarta
Tibalah kami di stasiun Jebres. Lega sekali rasanya, akhirnya sampai juga pada tempat yg dituju. Namun belum selesai, kami harus menempuh perjalanan kembali menuju RS yang dimaksud. Dengan bekal nasihat dari Ifa "Ki, nanti kalo nyampe sana naek becak aja, kalo nawar separuh harga, pokoknya maksimal 8 ribu. Atau kalo mau jalan juga gapapa. Jaraknya sama kayak Psikologi ke Mardliyah" Kami pun memutuskan untuk berjalan saja, toh juga tidak terlalu jauh, yang ada di pikiran kami saat itu hanya satu: "Psikologi ke Mardliyah itu deket!!!", kami mendoktrin pikiran kami dengan kata2 itu….hehe….
Selama perjalanan, banyak sekali tukang becak, supir mobil carteran, sampe angkot yang menawarkan jasanya pada kami. Tapi tiada satupun yang kami terima, karena dalam bayangan kami, Psikologi ke Mardliyah itu deket.  Sampai pada akhirnya kami menemukan plang bertuliskan "RUMAH SAKIT DR. OEN KANDANG SAPI", 
"Udah mau nyampe……!!!!"
Namun ternyata setelah mendekat, kami sadar kalo ternyata plang itu hanya penunjuk jalan, rumah sakitnya masih jauh……yaelah…..ternyata… .

Antara Solo dan Jogjakarta…
Kami melanjutkan perjalanan kami, di tengah jalan kami mampir ke sebuah mini market untuk membeli oleh2 buat ayah Ifa. Setelah keluar, kami istirahat sejenak di warung jus, QQ, Bella, dan Pressy beli satu gelas jus, sedangkan Rahmat beli sekotak susu segar, dan Selma dengan sahajanya, hanya membeli sebotol air mineral. Setelah satu gelas jus berhasil mengobati dahaga kami, Bella bilang: "Ki', bayarin dulu ya…."
Saat itu QQ sudah siap mengeluarkan 10ribuan dari dompet, namun tiba2 Sang Pressy bilang ke penjualnya: "Semuanya berapa mbak?" Serentak QQ dan Bella cuman cengar-cengir sambil banyak2 bersyukur dalam hati karena gak perlu mengeluarkan rupiah dari dompetnya (hehe….). Dan si Rahmat dengan irinya bilang gini: "QQ tu sengaja ngelama2in negluarin duit dari dompet, biar dibayarin. Kalo Bella pura2 smsan. Iya kan????" Rahmat emang seenaknya aja ngomong, padahal yang dikataannya itu tidak 100% salah (hahaha)

Antara Solo dan Jogjakarta
Perjalanan masih berlanjut, namun adzan sudah berkumandang. Dan kami memutuskan untuk menjawab panggilanNya terlebih dahulu, baru melanjutkan perjalanan. Setelah selesai Sholat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Tibalah kami di RS yang dimaksud, tak lama kami menunggu, Ifa muncul dengan gayanya yang tidak berbeda. Hanya saja saat itu dia agak kaget karena bukan hanya QQ dan Bella yang datang, tapi juga Rahmat, Selma, dan Pressy…

Antara Solo dan Jogjakarta
Subhanallah, ternyata tujuan kami tercapai. Kami segera menemui kedua orang tua Ifa dan ngobrol2 sedikit. Saat itu kami sadar kaloada 2 orang yang dilanda gejala roaming akut, sebut saja Pressy dan Rahmat. Apalagi si Rahmat, Nampak bingung2 gimana gitu… saat diajak ngobrol sama kakeknya Ifa. Dia cuman cengar-cengir sambil bilang "iya-iya" doang….. (piss Mat :P)

Antara Solo dan Jogjakarta…
Masih jam 1 lebih sedikit, namun kereta ke Jogja baru ada jam 14.30. Saat itu sempat terlontar sebuah ide (yang agak aneh) dari Pressy, Sang Pressy mengajak kami ke Pasar Klewer. Dan dengan serentak kami menjawab: "NGAPAIN???????"
"Ya,,,pengen tau aja….", kata Pressy membela diri…..

Antara Solo dan Jogjakarta
Kami memutuskan untuk tidak jadi ke Klewer, karena Presiden kalah suara (haha…). Dan menunggu waktu di RS sambil ngobrol dengan Ifa.  Menjelang jam 2 siang, kami memutuskan untuk segera meninggalkan RS, setelah pamit pada orang tua Ifa, kami pun melanjutkan perjalanan pulang, dengan diantar Ifa sampai depan pintu RS.
Perjalan pulang terasa panas dan membuat laper. Sepajang perjalanan kami berempat tak henti mengintimidasi presiden supaya mau mentraktir kami sepiring makanan. Jebol juga pertahanan Pressy, ketika sampai di depan warung bakso, Pressy menawari kami untuk makan bakso, minimal mengganjal lapar di perut.
Tapi, saat itu nurani kami mulai terketuk. Ketidaktegaan melihat Presiden yang juga sama2 mahasiswa, membuat kami batal menuntut hak ke Presiden. Dan dengan kesadaran sepenuh hati, kami mengeluarkan uang dari dompet masing2…. Padahal, Presiden sudah menembus batas keikhlasan, dan mencegah kami bayar, tapi saking baik dan lembutnya hati kami berempat, kami tetap memilih untuk bayar sendiri2 (heee….)


Antara Solo dan Jogjakarta
Saat selesai makan, kami menyadari kalau waktu sudah menuju jam 14.30, artinya kami terancam ketinggalan kereta (lagi). Larilah kami berlima menuju stasiun, di tengah jalan Presiden menawarkan alternative yang tidak masuk akal, yaitu memilih untuk memotong jalan. Untung saja saat itu itu Selma mengingatkan kami untuk berjalan sesuai prosedur. Coba kalo kita ikut pilihannya Presiden, yang ada bukannya kita naek kereta, tapi kita cuman bisa ngeliat kereta berjalan meninggalkan kita….

Antara Solo dan Jogjakarta
Kesalahan saat berangkat terjadi kembali. Namun ketika pulang jauh lebih parah. Kalo pas berangkat yang telat cuman Presiden, nah kalo pas pulang semua harus ngos2an ngejar kereta. Saat Bella di depan loket karcis, kereta sudah siap berangkat. Dan dengan polosnya, Selma, QQ, dan lari2 nyariin masinis, berharap masinis mau nungguin kami (lagi). Berhubung kami sadar kalo usaha kami sia2, akhirnya Pressy memanggil Bella dan memintanya naik duluan, urusan karcis biar diurus sama Rahmat. Benar saja, kami berempat sudah siap naik, tapi Rahmat masih di depan loket karcis. Si petugas loket masih mencari2 Bella dan tidak percaya pada Rahmat yang menjelaskan dengan sepenuh hati sambil tanggannya berusaha meraup karcis dari tangan petugas. Si petugas dengan polosnya nyariin Bella: "Mbaknya tadi mana???"
"saya temennya mas, mbaknya udah neak duluan" begitu kata Rahmat
Karena keretanya dah mulai melangkah, si petugas akhirnya memberikan 5 karcis tersebut kepada Rahmat. Dan walaupun sangat penuh perjuangan, kami tidak perlu ketinggalan kereta untuk kedua kalinya….^^v

Antara Solo dan Jogjakarta….
Perjalanan pulang terasa damai dan menenangkan. Karena kami tak perlu khawatir ketinggalan kereta lagi…..Saking nyamannya, Saya sampe terlelap dan tidak menyadari hirukpikuk di dalam kereta. Ketika sampai di Stasiun Lempuyangan, saya sadar, meskipun agak2 pusing gara2 gak nyaman ngeletakin kepala pas tidur di kereta. Satu stasiun lagi, dan perjalanan kami akan berakhir.


Antara Solo dan Jogjakarta
Jogjakarta 15.4…..WIB
Kereta berhenti di Stasiun terakhir tujuan kami. Stasiun Tugu, wuah leganya…..

Kami dengan tenangnya berjalan satu demi satu keluar dari kereta,sambil mencari mushola terdekat. Namu kami memutuskan untuk memilih sholah di Masjid Syuhada saja. Sebelum kami melanjutan perjalanan menuju Syuhada, kami berlima "mojok" di dekat tempat parkir motor, Di sanalah kami berbagi harta gono-gini yang tersebar di dompet masing2 orang. Setelah semua beres, kami memilih jalan masing2
Rahmat dengan Trans Jogjanya
Selma dan Anggi dengan motornya menuju Syuhada
Bella dan QQ juga sama, memilih Syuhada untuk kembali memenuhi panggilanNya

Subhanallah…. sepenggal cerita diawal kepengurusan GC 9
Semoga ini adalah awal yang baik. Tak hanya ukhuwah yang bersimpul padu, namun kita semua mampu mengumpulkan serpihan2 kekuatan yang tercecer. Menyatukannya, memadukannya… menjadi sebuah harmoni yang indah. Selamat mengangkasa GC IX…………

4 comments: